Kisah Tugu Tani, Simbol Perjuangan Kemerdekaan Irian Barat Ternyata Pernah Dicap PKI
Peringatan G30S tak pernah lepas dari bayangan rakyat Indonesia. Malam keji yang menewaskan enam jenderal tersebut merupakan sejarah politik paling kelam di Indonesia. Namun, meski sudah berlalu lebih dari setengah abad, perbincangan tentang malam tersebut tidak pernah tuntas hingga saat ini.
Salah satunya tentang Patung Pahlawan atau Tugu Tani. Sebuah monumen yang berdiri kokoh di Kwitang, Jakarta Pusat ini dianggap sebagai salah satu perwujudan ideologi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Monumen yang diciptakan Bung Karno ini ternoda citranya setelah pengkhianatan G30S tersebut.Patung Pahlawan sejatinya merupakan simbolperjuangan kemerdekaan Irian Barat, dicap PKI olehKomandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) KolonelSarwo Edhie.
Pendapat mertua Susilo Bambang Yudhoyono tersebut bukan tanpa alasan. Sarwo Edhie yang saat itu ditunjuk oleh Soeharto untuk memberangus PKI, memiliki dendam yang amat dalam karena kakak asuhnya Jenderal Ahmad Yani menjadi korban.
Di tangan Sarwo Edhie PKI tidak diberi ampun hingga ke akarnya. Namun pendapat Sarwo Edhie ditentang Wakil Presiden Adam Malik. Tugu Tani hadir jauh sebelum ada gerakan G30S. Tugu Tani sudah ada sejak 1963 dan mulai dirancang idenya dari tahun 1960. Patung Pahlawan tersebut bercerita tentang kasih ibu yang ingin melepas anaknya untuk berperang.
Adam Malik bercerita bahwa gagasan itu muncul saat Bung Karno mengunjungi Uni Soviet pada 1960. Bung Karno yang terpukau dengan monumen dan patung yang ada di Uni Soviet lalu meminta Adam Malik mencari pematung asal Rusia, Matvei Manizer.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join Z Creators dengan klik di sini .