BIN Resmikan Gedung Medical Intelligence ``Wangsa Avatara`` Dan Smart Campus ``Dr. (HC) Ir. Soekarno`` Hadapi Ancaman Perang Hybrid, Kita Semakin Si..

BIN Resmikan Gedung Medical Intelligence ``Wangsa Avatara`` Dan Smart Campus ``Dr. (HC) Ir. Soekarno`` Hadapi Ancaman Perang Hybrid, Kita Semakin Si..

Nasional | rm.id | Selasa, 31 Mei 2022 - 06:40
share

Selain ancaman medik seperti merebaknya pandemi Covid-19 yang menyerang dunia, ada banyak ancaman lain yang lebih kompleks yang harus kita antisipasi. Salah satunya, ancaman perang hybrid. Untungnya, semakin ke sini, kita semakin siap menghadapi beragam ancaman tersebut.

Kesiapan siagaan itu, salah satunya ditunjukkan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) yang terus memperkuat sumber daya manusia dan kecanggihan teknologi.

Kemarin misalnya, BIN meresmikan penggunaan dua fasilitas baru: Gedung Medical Intelligence Wangsa Avatara di kawasan Kompleks BIN di Pejaten Jakarta Selatan, serta Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno di lingkungan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Bogor. Peresmian berlangsung serentak dalam upacara yang digelar di halaman utama Kampus STIN Sentul, Bogor, Senin (30/5).

Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menjadi inspektur upacara sekaligus meresmikan kedua fasilitas tersebut. Juga hadir antara lain Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menkopolhukam Mahfud MD, Menhan Prabowo Subianto, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Upacara yang juga diisi pelantikan taruna mula (mahasiswa baru) STIN ini berlangsung khidmat, namun juga meriah karena diselingi pertunjukan seni para taruna madya dan wira. Antara lain drum corps Gita Sandi Astara Rajawali, tetabuhan Gita Abra Nusantara Rajawali, lagu-lagu nasional dan daerah, serta keterampilan berbagai jenis bela diri.

Dalam sambutannya, Kepala BIN Jend Pol (Purn) Budi Gunawan memaparkan, pembangunan Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno merupakan bagian dari program pengembangan dan modernisasi STIN sebagai kawah candradimuka SDM BIN.

Saat ini dan ke depan, kata Budi Gunawan, prajurit intelijen negara menghadapi tugas yang semakin berat dan kompleks seiring perkembangan jenis ancaman keamanan nasional. Sekarang, jenis ancaman muncul akibat perubahan iklim, kemajuan teknologi-siber-kecerdasan buatan, hingga perkembangan nuklir-biologi-kimia atau nubika.

Kita tidak boleh terlambat mengantisipasi perkembangan berbagai jenis ancaman eksistensial negara yang terus terjadi. Peluncuran smart campus DR. (HC) Ir. Soekarno ini dan pengembangan STIN lebih lanjut ke depan untuk memastikan postur intelijen kita benar-benar siap mengawal dan melindungi Bangsa dan Negara, kata KABIN yang juga Guru Besar STIN ini.

Sebagai inspektur upacara, Megawati Soekarnoputri mengapresiasi pemberian nama DR. (HC) Ir. Soekarno untuk kampus baru STIN ini.

Sosok Bung Karno tidak hanya dikenal sebagai pemersatu Bangsa, tapi juga identik dengan gagasan dan visi kemajuan yang selalu jauh melampaui zamannya, sebagaimana tercermin dari keberadaan kampus canggih ini, kata Megawati.

Selama enam tahun memimpin BIN, Prof. Dr. Budi Gunawan, SH, MSi, PhD memang banyak memperbarui STIN agar menjadi one of leading intelligence universities in ASIA pada 2035. STIN kini terakreditasi Perguruan Tinggi Unggul 4.0 dari Badan Akreditasi Nasional (BAN). Program S2 Medical Intelligence di STIN merupakan program studi pertama dan satu-satunya di Asia.

Smart Campus DR. (HC) Ir. Soekarno berdiri di atas lima hektar tambahan lahan baru kawasan STIN sehingga kini menjadi total 10 ha. Sesuai namanya, area smart campus dilengkapi teknologi tinggi dalam semua aktivitas. Smart class dilengkapi dengan smart board dan LED untuk presentasi materi pembelajaran. Smart library memungkinkan proses peminjaman literatur tercatat secara digital; dan bisa mengakses ratusan ribu e-book secara online, termasuk di Perpustakaan Nasional hingga dari koleksi pribadi Kepala BIN.

Di sini, ada 8 laboratorium berteknologi terdepan, di antaranya laboratorium nuklir, bio molekuler, virtual chemical , siber, IT and Economic Intelligence , hingga laboratorium bahasa dan simulator berbagai perangkat termasuk intelligence drone .

Teknologi berbasis kecerdasan buatan ( AI-artificial intelligence ) diterapkan untuk efektivitas operasional maupun keamanan. Misalnya, voice recognition dan face recognition yang memungkinkan pengoperasian berbagai perangkat termasuk lift, pendeteksian pergerakan di lingkungan kampus, pengaturan energi, pengolahan limbah untuk circular economy , hingga untuk tracking kemajuan pembelajaran para taruna/ taruni.

Jenis Ancaman Berkembang Pesat

Hal yang sama menjadi keunggulan gedung baru Medical Intelligence Wangsa Avatara (Pelindung Bangsa) di kawasan Komplek BIN di Pejaten, Jakarta Selatan. Gedung ini memiliki next generation sequencing (NGS) yang hanya satu-satunya di Indonesia. NGS berfungsi mendapatkan informasi genetik individu atau agen biologi seperti bakteri, jamur, virus. Juga terdapat high resolution mass spectrometry yang berfungsi mengidentifikasi senyawa, molekul, metabolit untuk meneliti target dan pengembangan obat.

Selain itu, juga ada alat scanning electron microscope yang berfungsi untuk menganalisis struktur organisme seperti serangga, bakteri, ragi, dan jamur dengan hasil resolusi tinggi.

Di fasilitas Bio Safety Level 3 (BSL 3) milik Wangsa Avatara, para peneliti mampu melakukan kultur penyakit berbahaya seperti virus lassa fever, MERS, nipah, rift valley fever, serta demam berdarah. Kategori BSL 3 memungkinkan para peneliti menyimpan kultur sel, virus, serta materi genetik penyakit infeksius dengan aman.

Sementara di BSL 2, para peneliti bisa mengisolasi dan mengidentifikasi patogen penyebab penyakit baik itu bakteri, virus, atau jamur, serta meneliti senyawa atau obat untuk mengobati penyakit tersebut. Kedua fasilitas ini, BSL 3 dan BSL 2 bersertifikat World Biohaztec sehingga memenuhi standar biosafety dan biosecurity level dunia.

Pandemi Covid-19 menjadi bukti ancaman di bidang medik bisa sangat massif, baik skala maupun dampaknya. Dan berdasarkan kajian para ilmuwan, ini tidak akan menjadi pandemi terakhir yang akan kita hadapi. Perubahan iklim akan memunculkan new-emerging biopathogens , kata Budi Gunawan.

Maka, lanjut Budi Gunawan, Pembentukan Medical Intelligence Center ini merupakan upaya menjadikan BIN sebagai lembaga intelijen berkelas dunia yang siap dan mampu menghadapi ancaman yang semakin berkembang di masa depan. [RCH]

Topik Menarik