Fakta Unik Suku Kubu: Asal-usul, Bahasa hingga Tradisi Adat Istiadatnya

Fakta Unik Suku Kubu: Asal-usul, Bahasa hingga Tradisi Adat Istiadatnya

Nasional | inewsid | Kamis, 21 April 2022 - 16:50
share

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak fakta unik suku Kubu yang perlu diketahui masyarakat, mulai dari asal-usul, bahasa hingga tradisi adat istiadatnya. Seperti apa? Simak di sini informasinya.

Suku Kubu atau suku Anak Dalam adalah kelompok minoritas yang bermukim di Jambi dan di Sumatera Selatan. Suku Kubu tersebar di tiga wilayah ekologis, yakni di bagian Utara Jambi di sekitar Taman Nasional Bukit 30, Taman Nasional Bukit 12, dan bagian selatan Jambi di sepanjang lintas Sumatera.

Survei yang dilakukan Komunitas Konservasi Indonesia Warsi pada tahun 2013 menyebutkan bahwa jumlah populasi suku Kubu mencapai 1.373 orang. Mereka hidup mengasingkan diri dan nomaden, sehingga sangat sulit untuk ditemukan.

Terlebih lagi, populasi orang Rimba semakin berkurang akibat pembakaran hutan dan penyakit. Berikut adalah fakta unik suku Kubu yang perlu diketahui.

Fakta Unik Suku Kubu

Dikutip dari situs Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, penamaan orang Rimba pada suku Kubu ini mengacu pada tempat tinggal mereka yang berada di hutan dataran rendah, dalam pondok-pondok dan material yang diambil dari hutan, menjadikan kayu sebagai tiang, lalu diikat dengan rotan, dan bernaungkan atap.

Sementara penamaan Kubu diambil dari bahasa Melayu yang bermakna primitif, bodoh, dan kotor. Ada banyak versi mengenai sejarah suku Kubu. orang Rimba yakin mereka adalah utusan Kerajaan Pagaruyung yang pergi ke Jambi dalam misi kerajaan, tapi gagal.

Sementara versi lain mengatakan, orang Rimba adalah sisa pasukan Kerajaan Sriwijaya yang kalah dari Belanda dan kemudian melarikan diri ke hutan lalu tinggal di sana. Tapi menurut kajian antropologi Warsi, orang Rimba kemungkinan datang dari Suku Melayu Proto, Austronesia dari Yunnan yang pindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 M).

Fakta unik suku Kubu lainnya adalah pakaian yang digunakan mereka. Dikutip dari jurnal bertajuk Pengungkapan Budaya Suku Anak Dalam Melalui Kosakata Bahasa Kubu (The Expression of Anak Dalam Tribes Culture Through Vocabulary of Kubu Language), suku anak dalam belum memakai pakaian seperti manusia saat kini.

Laki-lakinya mengenakan kancut, atau kain panjang yang dililit di pinggang, kemudian diselipkan di selangkangan untuk menutupi kemaluan. Sementara perempuan suku Kubu yang belum menikah menggunakan kain sarung, dililit sebatas dada. Untuk anggota suku Kubu perempuan yang sudah menikah, kain tersebut mereka lilitkan hingga sebatas pinggul.

Masih dari jurnal yang sama, suku Kubu berkepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka amat memuja roh nenek moyang dan mempunyai banyak Dewa yang dianggap Tuhan.

Bagi Suku Kubu, hutan adalah rumah mereka dan seluruh hutan adalah milik suku, yang menjadi sumber penghidupan dan kegiatan adat. Mereka melakukan perburuan untuk mencari makan atau berladang. Biasanya, suku Kubu suka memakan ular, kelelawar, hingga rusa.

Suku Kubu selalu hidup nomaden. Alasannya, karena mereka punya kebiasaan untuk berkelana mencari tempat tinggal baru lantaran sedih ditinggal mati keluarga atau orang yang mereka sayang.

Dari fakta unik suku Kubu, diketahui mereka akan melangun selama berhari-hari tanpa pulang ke hutan sampai melupakan kenangan tentang keluarga mereka yang meninggal. Maka dari itu, jika ada keluarga mereka yang sedang sakit, orang Rimba akan melakukan besesadingon atau memberi jarak aman, seperti halnya melakukan social distancing.

Orang Rimba juga menganggap bahwa orang di luar hutan sebagai me-layu atau orang-orang yang bisa menyebabkan kematian lewat penyakit. Bila ada orang asing yang ingin masuk ke wilayah mereka, maka harus menjaga jarak dan bermalam sejauh 15-20 meter dari tempat tinggal orang Rimba selama beberapa hari.

Pria dan wanita suku Kubu juga dilarang untuk berduaan. Jika ketahuan, mereka akan dipukul rotan karena dianggap membuat malu orang tua, kemudian dikawinkan paksa. Selain itu, pria asing juga tidak boleh sembarangan memasuki hutan (teritori Suku Kubu) apabila tidak ditemani pria penduduk suku.

Fakta unik suku Kubu terakhir adalah pada 30 Oktober 2015 lalu, Jokowi berhasil melakukan blusukan ke pemukiman Suku Kubu. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya peninjauan orang Rimba yang menjadi korban dari kebakaran lahan di beberapa wilayah Jambi.

Presiden Jokowi dan rombongannya bertemu dengan orang Rimba di perkebunan sawit dan melakukan sejumlah dialog, memberikan sembako, dan Kartu Indonesia Sehat untuk fasilitas pengobatan.

Nah, semoga fakta unik suku Kubu di atas bisa menambah wawasan kamu ya!

Topik Menarik