Pemimpin Kekanak-Kanakan Menurut Nabi Muhammad SAW

Pemimpin Kekanak-Kanakan Menurut Nabi Muhammad SAW

Muslim | okezone | Jum'at, 11 April 2025 - 04:11
share

JAKARTA - Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan untuk mewaspadai pemimpin yang kekanak-kanakan. Itu karena pemimpin yang kekanak-kanakan bisa membawa kerusakan lantaran sikapnya yang biasanya sembrono dan kurang bijaksana. 

1. Doa Rasulullah SAW

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya berdoa memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari pemimpin yang kekanak-kanakan. 

“Ya Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad).

2. Kisah soal Pemimpin Kekanak-Kanakan

Mengenai pemimpin kekanak-kanakan itu, saat kekhalifahan Mu‘awiyah, sahabat nabi Abu Hurairah pernah berbagi riwayat yang didengarnya dari Rasulullah SAW saat berbincang di Masjid Nabawi dengan sejumlah pemuda. 

Melansir NU online, Jumat (11/4/2025), ia berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Kehancuran umatku ada di tangan pemuda-pemuda dari Quraisy.”    

Kata-kata ini mengguncang hati para pendengar, yang kemudian dengan nada geram melaknat para pemuda itu. Namun, Abu Hurairah menahan diri. “Jika aku mau, aku bisa menyebut nama-nama keluarga tertentu (yang dimaksud Rasulullah secara spesifik), tapi aku memilih tidak melakukannya,” katanya.

Ia tahu siapa yang dimaksud, tetapi memilih menyimpannya dalam hati, mungkin demi menjaga keamanan dirinya.

Kekhawatiran Abu Hurairah terhadap masa depan umat semakin terlihat jelas. Ia pernah berjalan di pasar, mengangkat tangan seraya berdoa.

“Ya Allah, jangan biarkan aku sampai pada tahun enam puluh dan kepemimpinan yang dipegang oleh orang yang kekanak-kanakan.”    

Abu Hurairah memahami kepemimpinan yang kekanak-kanakan, yang dipenuhi sikap sembrono dan kurang bijaksana, bisa membawa malapetaka bagi umat. Ia bahkan menjelaskan kepada para sahabat,    

“Jika kalian menaati mereka, agama kalian akan binasa. Jika kalian menentang mereka, mereka akan menghancurkan kalian di dunia ini, entah dengan nyawa atau harta.” 

Doa Abu Hurairah dicatat oleh para periwayat hadits dalam kitab-kitab yang mereka tulis. Di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya meriwayatkan:

  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ رَأْسِ السَّبْعِينَ وَمَنْ إِمَارَةِ الصِّبْيَانِ   

Artinya, “Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, ‘Berlindunglah kalian kepada Allah dari awal tahun tujuh puluh dan dari kepemimpinan anak-anak kecil’.” (HR Ahmad dalam Musnad, [Beirut: Muassasatur Risalah, 1990], jilid XIV, hlm. 68).   

 

3. Pemimpin Kekanak-Kanakan

Dalam riwayat Al-Bukhari pada kitabnya, Adabul Mufrad, deskripsinya sedikit lebih detail, sekaligus memberikan interpretasi tentang pemimpin yang kekanak-kanakan tersebut, yaitu:  

أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَعَوَّذُ مِنْ إِمَارَةِ الصِّبْيَانِ وَالسُّفَهَاءِ . فَقَالَ سَعِيدُ بْنُ سَمْعَانَ : فَأَخْبَرَنِي ابْنُ حَسَنَةَ الْجُهَنِيُّ أَنَّهُ قَالَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ : مَا آيَةُ ذَلِكَ ؟ قَالَ : أَنْ تُقْطَعَ الأَرْحَامُ ، وَيُطَاعَ الْمُغْوِي ، وَيُعْصَى الْمُرْشِد   

Artinya, “Abu Hurairah berlindung kepada Allah dari kepemimpinan anak-anak kecil dan orang-orang bodoh. Lalu Sa‘id bin Sam‘an berkata, ‘Ibnu Hasanah Al-Juhani mengabarkan kepadaku bahwa ia bertanya kepada Abu Hurairah, “Apa tanda-tanda kepemimpinan anak-anak kecil itu?” Abu Hurairah menjawab, “Terputusnya hubungan kekerabatan, ditaatinya orang-orang yang sesat, dan didurhakainya orang-orang yang memberi petunjuk”,’” (Adabul Mufrad, [Beirut, Darul Basyair al-Islamiyyah, 1989], jilid I, hlm. 37).   

Penjelasan lain juga tentang pemimpin yang kekanak-kanakan ini terdapat dalam riwayat seorang ahli qiraat, Ad-Dani, dalam karyanya, As-Sunan al-Waridah fil Fitan:   عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أعوذ بالله من إمارة الصبيان فقال أصحابه وما إمارة الصبيان قال إن أطعمتوهم هلكتم وإن عصيتموهم أهلكوكم   

Artinya, “Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku berlindung kepada Allah dari kepemimpinan anak-anak kecil.’ Lalu para sahabat bertanya, ‘Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan anak-anak kecil?’ Beliau menjawab, ‘Jika kalian menaati mereka, kalian akan binasa. Jika kalian menentang mereka, mereka akan membinasakan kalian’.” (As-Sunan Al-Waridah fi Al-Fitan wa Ghawailiha wa As-Sa'ah wa Asyrathiha, [Riyadh, Darul ‘Asimah, 1416 H], jilid II, hlm. 476).   

 

Berdasarkan hadits tentang doa untuk dihindarkan dari pemimpin yang kekanak-kanakan di atas, para fuqaha mazhab Syafi‘i mensyaratkan kecukupan umur atau baligh, dan juga kematangan akal dalam kepemimpinan. 

Mereka menegaskan, anak kecil atau orang tidak waras tidak sah memimpin, meski ada penasihat, karena kematangan akal (rusyd) adalah syarat mutlak.  

 الرشد، فلا تصح إمامة الصبي والسفيه ونحوهما، وإن توفر مستشارون من حولهما، وقد روي الإمام أحمد رحمه الله تعالى عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: تعوذوا بالله من إمارة الصبيان    

Artinya, “Kematangan akal (rusyd) adalah syarat kepemimpinan, sehingga kepemimpinan anak kecil, orang bodoh, atau sejenisnya tidak sah, meskipun ada penasihat di sekitarnya. Imam Ahmad RA pernah meriwayatkan hadits yang bersumber dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda, ‘Berlindunglah kalian kepada Allah dari kepemimpinan anak-anak kecil’.” (Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafi‘i, karya Dr. Mustafa Al-Khin, dkk, [Damaskus, Darul Qalam, 1413 H/1992 M], jilid VIII, hlm. 265). Wallahualam