Keutamaan Qiyamul Lail Lengkap dengan Tata Cara, Waktu, dan Niatnya

Keutamaan Qiyamul Lail Lengkap dengan Tata Cara, Waktu, dan Niatnya

Muslim | okezone | Senin, 17 Maret 2025 - 09:02
share

JAKARTA - Keutamaan Qiyamul Lail lengkap dengan tata cara, waktu, dan niat jadi suatu hal yang perlu diketahui oleh setiap muslim. 

Qiyamul lail merupakan salah satu ibadah sunnah yang dilakukan untuk meningkatkan keimanan kepada Allah. 

Allah pun memerintahkan Muslim untuk melakukan Qiyamul Lail. Sebagaimana terdapat pada Alquran surat Al Isra ayat 79, 

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

"Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

Dari Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرْفًا يُرَى ظَاهِرُهَـا مِنْ بَاطِنِهَا وَبَاطِنِهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللهُ تَعَالَى لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَلاَنَ الْكَلاَمَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ.

“Sesungguhnya di dalam Surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Allah Ta’ala menyediakannya bagi orang yang suka memberi makan, melunakkan perkataan, senantiasa berpuasa, dan shalat malam pada saat manusia tidur.”

1. Niat Qiyamul Lail Tahajud

Adapun niat Qiyamul Lail termasuk salah satunya adalah sholat tahajud yang menjadi ibadah sunnah dan dikerjakan pada malam hari. 

Berikut niat Qiyamul Lail lengkap dengan Arab, Latin, dan artinya. 

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: "Ushalli sunnatat tahajjudi rak'ataini lillahi ta'ala."

Artinya: "Aku menyengaja sholat sunah tahajud dua rakaat karena Allah ta'ala."

 

2. Niat Qiyamul Lail Tarawih

Sholat tarawih merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Anjuran mengenai melakukan sholat ini terdapat pada sebuah hadits, Rasulullah bersabda, 

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه

Artinya: "Barang siapa melakukan salat (Tarawih) pada Ramadan dengan iman dan ikhlas (karena Allah Ta'ala) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'Alaih).

Berikut niat Qiyamul Lail tarawih, 

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Latin: "Ushalli sunnatat tarawih rak'atayni mustaqbilal qiblati ada'an ma'muman lillahi ta'ala."

3. Niat Qiyamul Lail Witir

Sholat witir merupakan sholat sunnah yang bisa dikerjakan badha' atau setelah sholat Isya. Anjuran mengenai melakukan sholat witir terdapat pada sebuah hadits, 

أَوْتِرُوْا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ، فَإِنَّ اَللّٰهَ وِتْرٌ يُحِبُّ اَلْوِتْرَ

Artinya: "Berwitirlah kalian semua, wahai ahli Al-Quran, karena sesungguhnya Allah itu ganjil, dan menyukai hal-hal yang ganjil." (HR Khuzaimah).

Berikut niat sholat witir, 

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: "Ushallî sunnatan minal witri rak'atan lillahi ta'âlâ"

Artinya: "Aku niat salat sunah witir dua rakaat karena Allah ta'ala."
Tata Cara Qiyamul Lail Tahajud

Sholat tahajud dapat dilakukan sebagaimana sholat dua rakaat. Berikut tata caranya: 

1. Mengucapkan niat sholat Tahajud:   

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. 

Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”   

2. Niat dalam hati bersamaan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sampai salam setelah dua rakaat.   

 

3. Setelah salam atau selesai seluruh shalat kemudian membaca doa:   

اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ   

Latin: Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.  

Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan dibaca seusai shalat tahajud.
Keutamaan Qiyamul Lail 

Keutamaan Qiyamul Lail terdapat dalam Alquran dan hadits, di antaranya sebagai berikut: 

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 16-17)

Terdapat pula pada sebuah hadits, Rasulullah bersabda, 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ». أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat yang paling afdal setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 1163]

 

4. Waktu Pelaksanaan Qiyamul Lail 

Waktu yang tepat untuk melaksanakan Qiyamul Lail terdapat pada sebuah hadits, Rasulullah bersabda, 

عَنْ مَسْرُوقٍ، قالَ: سَألْتُ عائِشَةَ عَنْ عَمَلِ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقالَتْ: كانَ يُحِبُّ الدّائِمَ، قالَ: قُلْتُ: أيَّ حِينٍ كانَ يُصَلِّي؟ فَقالَتْ: كانَ إذا سَمِعَ الصّارِخَ، قامَ فَصَلّى

Artinya: Dari Masruq,  ia berkata, aku bertanya kepada Aisyah tentang amalan Rasulullah, Aisyah menjawab: Dia (Nabi Suci) menyukai amalan yang terus dilakukan seseorang secara konsisten. Aku bertanya kepada Aisyah : Kapan beliau shalat (di malam hari)? Aisyah menjawab: Ketika mendengar ayam berkokok, beliau bangun dan melaksanakan shalat. (HR. Muslim)

Adapun maksud dari ayam berkokok pada hadits di atas lazimnya ketika pertengahan malam. Namun menurut Ibn Battal, ayam berkokok sangat keras itu ketika sepertiga malam. 

Demikian ulasan mengenai keutamaan Qiyamul Lail lengkap dengan tata cara, waktu, dan niat. 
 

Topik Menarik