Pelaku UMKM Lamongan Mengeluhkan Pedasnya Harga Cabai

Pelaku UMKM Lamongan Mengeluhkan Pedasnya Harga Cabai

Terkini | lamongan.inews.id | Rabu, 8 Januari 2025 - 18:50
share

LAMONGAN, iNewsLamongan id - Awal tahun ini, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Lamongan melonjak drastis hingga Rp 100 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini berdampak pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergantung pada cabai sebagai bahan utama produksi mereka.

Lonjakan harga cabai dipicu oleh beberapa faktor utama, terutama terbatasnya stok akibat musim hujan yang menyebabkan gagal panen di sejumlah daerah. Seorang pedagang di Pasar Sidoharjo mengungkapkan, harga cabai yang sebelumnya Rp 80 ribu kini sudah mencapai Rp 100 ribu per kilogram. “Kemungkinan karena stok cabai terbatas dan banyak petani mengalami gagal panen akibat cuaca buruk,” kata pedagang tersebut.

Naiknya harga cabai ini langsung dirasakan oleh pelaku UMKM seperti Ami, penjual seblak. Ia mengaku kesulitan karena seblak identik dengan rasa pedas, sehingga ia tetap harus membeli cabai meski harganya tinggi. "Kalau cabai semahal ini, saya jadi bingung. Tidak bisa menaikkan harga seblak, takut pelanggan lari," ujar Ami.

Keluhan serupa datang dari Nurjannah, pemilik warung soto ayam dan nasi pecel. Karena harga cabai mahal, ia harus mengurangi pembelian dari setengah kilogram menjadi seperempat kilogram per hari. Akibatnya, cita rasa dagangannya ikut terpengaruh. "Biasanya rasanya pas, sekarang kurang pedas," ungkap Nurjannah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan, Anang Taufik, menjelaskan bahwa musim hujan menjadi penyebab utama kenaikan harga cabai. Produksi panen menurun drastis akibat cuaca buruk, sehingga stok cabai di pasaran berkurang.

Disperindag Lamongan terus memantau harga bahan pokok di tiga pasar utama, yaitu Pasar Sidoharjo, Pasar Babat, dan Pasar Blimbing, melalui aplikasi Sipuldabapok. “Menjelang Nataru hingga awal tahun ini, harga bahan pokok sebenarnya stabil, namun cabai menjadi pengecualian karena faktor cuaca," jelas Anang.

Untuk menekan inflasi dan membantu masyarakat, Disperindag Lamongan meluncurkan program Warung Inflasi Lamongan (Warsilan) di Jalan Kusuma Bangsa. Program ini bertujuan menyediakan bahan pokok, termasuk cabai, dengan harga lebih murah dibandingkan pasar tradisional. “Warsilan diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau,” pungkas Anang.

Musim hujan yang memicu gagal panen menjadi tantangan besar bagi petani dan pelaku UMKM. Diharapkan, langkah pemerintah melalui operasi pasar murah dan program Warsilan dapat meringankan beban masyarakat Lamongan di tengah tingginya harga cabai.

Topik Menarik