Kisah Letjen Solihin GP Ditunjuk Jadi Pangdam XIV Hasanuddin saat Terlelap Tidur

Kisah Letjen Solihin GP Ditunjuk Jadi Pangdam XIV Hasanuddin saat Terlelap Tidur

Infografis | sindonews | Senin, 16 Desember 2024 - 05:59
share

Letnan Jenderal (Letjen) Solihin Gautama Prawiranegara yang akrab disapa Solihin GP memiliki kisah unik saat ditunjuk menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIV Hasanuddin. Dia mendapat penugasan baru saat terlelap tidur.

Kalau peristiwa itu, Solihin GP masih berpangkat Kolonel. Kejadian bermula saat Panglima Kodam XIV Hasanuddin Kolonel M Jusuf datang ke Makassar, Sukawesi Selatan.

Usai acara di Makassar, M Jusuf kemudian mengajak Solihin GP ke Jakarta untuk ikut dalam suatu acara syukuran penunjukan dirinya sebagai Menteri Perindustrian Ringan.

Jabatan menteri diemban M Jusuf ketika Presiden Soekarno pada Juni 1965 menyempurnakan Kabinet Dwikora. Jusuf yang saat itu masih berstatus Pangdam Hasanuddin diangkat sebagai Menteri Perindustrian Ringan. Sehingga dia rangkap jabatan.

Status sebagai menteri plus Pangdam itu dijalaninya hingga terjadi peristiwa G30 S/PKI. Usai tragedi nasional tersebut, Menpangad yang baru, Letjen Soeharto mengakhiri jabatan Jusuf sebagai Pangdam.

Sementara itu, Solihin GP bukan orang asing bagi M Jusuf. Guru SSKAD pada kurun 1954-1956 di Bandung itu merupakan perwira tempur yang turut terlibat dalam operasi penumpasan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan. Itu operasi militer panjang yang dipimpin M Jusuf sebagai pemegang tongkat komando teritorial Sulsel.

Saat Soeharto menanyakan calon penggantinya, M Jusuf merekomendasikan nama Solihin GP. Kendati demikian, Jusuf tak sekalipun memberitahukan hal tersebut kepada bawahannya itu.

Sehingga tidak heran Solihin GP ogah-ogahan ketika hendak diajak ke Jakarta.

“Ah, tidak usah saja Pak. Itu kan acara untuk Bapak,” kata Solihin GP dikisahkan oleh Atmadji Sumarkidjo dalam buku 'Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit', dikutip Senin (16/12/2024).

M Jusuf tentu saja tidak mau ajakannya ditepis. Dia kembali memerintahkan tegas. “Tidak, kau harus ikut,” kata mantan ajudan pendiri Kesko TT (cikal bakal Kopassus) Kolonel Alex Kawilarang ini.

Malah Tertidur

Tiba di Jakarta, Solihin GP ternyata tidak dibawa lebih dulu ke rumah M Jusuf atau penginapan. Dia langsung diajak ke tempat acara syukuran.

Apa mau dikata, rasa capek dan kantuk yang hebat menderanya. Begitu M Jusuf mulai ke podium dan berpidato, Solihin GP yang duduk di kursi tamu undangan tertidur pulas.

Sebelum matanya benar-benar terpejam, pria berdarah Sunda ini sayup-sayup mendengar isi pidato. Kepada para hadirin, Jusuf memberitahukan tugasnya sebagai Pangdam Hasanuddin telah berakhir.

Selanjutnya dia akan bertugas penuh di Jakarta sebagai menteri Bung Karno.

M Jusuf lantas menyinggung calon penerusnya di Makassar. Siapa dia?

“Yang akan menggantikan saya sebagai Panglima Kodam XIV Hasanuddin ini adalah perwira yang sedang ngorok di sebelah saya ini,” kata M Jusuf, menunjuk orang di sisinya.

Yang dimaksud M Jusuf tentu saja Solihin. Mendengar pengumuman tersebut ajudan Solihin panik dan buru-buru membangunkan.

Kontan Solihin GP terkejut. Dia gelagapan. “Ada apa sih,” tanya dia setengah terperanjat.

Sang ajudan, Letnan Said lantas memberitahu bahwa M Jusuf baru saja mengumumkannya sebagai Pangdam yang baru.

Solihin GP kaget bukan kepalang, anggota Pasukan Kujang Kodam Siliwangi itu cepat-cepat mencoba tersadar dan duduk tegak.

Singkat cerita acara syukuran itu pun selesai. Di situlah Solihin GP protes ke Jusuf.

“Pak, kalau menunjuk saya menjadi Panglima (Pangdam), kasih tahu dulu dong. Jangan di saat saya lagi tidur. Saya jadi malu, nanti bagaimana penilaian rakyat pada saya,” ucapnya.

Mendengar celoteh itu Jusuf, seperti biasa, merespons santai.

“Ah, kau bereskan saja nanti,” ucap Jusuf.

Kolonel Solihin GP akhirnya dilantik sebagai Pangdam XIV Hasanuddin pada 27 Desember 1965. Kariernya berlanjut sebagai Gubernur Akabri Umum dan Darat, 1968-1970.

Solihin GP, tentara kelahiran Tasikmalaya ini kemudian menjabat Gubernur Jawa Barat periode 1970-1975.

Hingga kini dia dikenal sebagai sesepuh dan tokoh Sunda dengan panggilan populer Mang Ihin dengan pangkat militer terakhirnya bintang tiga alias Letjen.

Jabatan lain selepas sebagai gubernur yakni Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan (1977-1992), anggota Dewan Pertimbangan Agung (1992-1997) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (1998).

Topik Menarik