Kisah Mayjen TNI Farid Makruf, Jenderal Kopassus Asal Madura yang sejak Kecil Hobi Baca Komik Kho Ping Hoo

Kisah Mayjen TNI Farid Makruf, Jenderal Kopassus Asal Madura yang sejak Kecil Hobi Baca Komik Kho Ping Hoo

Infografis | sindonews | Selasa, 22 Oktober 2024 - 15:24
share

SOSOK Mayjen TNI Farid Makruf merupakan salah seorang perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat. Jenderal TNI bintang dua jebolan Kopassus ini tengah bertugas sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas.

Melihat ke belakang, jabatan itu didapat Farid setelah masuk daftar mutasi dan rotasi yang dikeluarkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada Maret 2024.

Baca juga: Panglima TNI Tunjuk Jenderal Kopassus Pemburu Teroris Poso Jadi Pangdam V/BrawijayaKetentuannya tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/329/III/2024 tanggal 22 Maret 2024 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

Farid Makruf lahir di Bangkalan, 6 Juli 1969. Pada riwayatnya, jenderal bintang dua ini ternyata memiliki perjalanan hidup yang menarik, termasuk hobinya saat kecil membaca komik Kho Ping Hoo.

Sosok Mayjen TNI Farid Makruf

Farid Makruf diketahui sebagai putra asli Madura. Masuk tentara, ia menjadi lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1991 dari kecabangan Infanteri (Kopasssus).

Mengutip laman resmi TNI AD, Farid memiliki banyak cerita hidup yang unik dan menarik sebelum mencapai pangkat jenderal bintang dua seperti sekarang.

Saat kecil, ia disebutkan cukup gemar membaca komik Kho Ping Hoo serta menerjemahkan lagu-lagu barat.

Baca juga: Mutasi TNI, Anak Pasar Jadi Kaskostrad

Pada kesehariannya dulu, Farid juga pernah menjadi tukang antar barang. Ia mengantar barang ke langganan toko ibunya yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar tumpah Bangkalan.

Setelah masuk militer, Farid pernah hampir frustrasi lantaran mendapat tugas yang tidak sesuai dengan harapan.

Namun, berkat doa dan nasihat dari ibunya, serdadu asal Bangkalan itu tetap menerima apa pun kondisi di depannya.

Sambil menyalurkan kekecewaannya, Farid mengikuti kursus bahasa Inggris. Menariknya, keputusan ini justru membawanya terpilih untuk mengikuti pendidikan ke Inggris guna mengambil program master, padahal dirinya waktu itu belum punya ijazah S1.

Berawal dari mengikuti nasihat sang ibunda, karier Farid di militer terus meroket. Tak hanya pangkatnya yang berangsur naik, hal ini dibuktikan dengan kepercayaan untuk menduduki jabatan strategis.

Pada 2011-2013, Farid dipercaya menjabat sebagai Danbrigif 13/Galuh. Melalui jabatan ini, ia menjadi koordinator banyak pejabat tinggi di sana.

Sempat menjabat sebagai Asops Kasdam IX/Udayana (2013-2014) dan Kasrem 121/Alambhana Wanawai (2016), Farid ditunjuk menjadi Danrem 162/Wira Bhakti di Mataram (2016-2018).

Kemudian, ia beralih lagi menjadi Paban V/Bhakti Ster TNI (2018-2019) dan Pamen Denma Mabesad (2019-2020).

Setelah perjalanan panjang, Farid pecah bintang satu ketika ditunjuk sebagai Danrem 132/Tadulako di Sulawesi Tengah (2020-2021. Di sini, ia pernah mengajukan telaah staf ke komando atas sebagai bahan masukan untuk mengatasi kelompok teroris yang masih sangat aktif (MIT/Mujahidin Indonesia Timur) di wilayah terkait.

Sempat menjadi Direktur Pendidikan dan Latihan (Dirdiklat) Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) (2021-2022), Farid dipromosikan sebagai Wairjen TNI. Sejalan dengan tugas baru ini, ia mendapat kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Mayor Jenderal (Bintang 2).

Tak lama berselang, Farid ditunjuk menjadi Pangdam V/Brawijaya menggantikan Mayjen TNI Nurchahyanto. Posisi ini ditempatinya pada periode Desember 2022 hingga November 2023.

Beranjak dari Panglima Kodam V/Brawijaya, Farid Makruf mendapat tugas baru sebagai Kaskostrad. Farid Makruf menggantikan Saleh Mustafa.

Jabatan ini didudukinya sampai Maret 2024 usai dimutasi menjadi Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas.

Topik Menarik