Keturunan Prabu Hayam Wuruk usai Nikahi Gadis Cantik Wilayah Bawahan Majapahit

Keturunan Prabu Hayam Wuruk usai Nikahi Gadis Cantik Wilayah Bawahan Majapahit

Infografis | sindonews | Selasa, 22 Oktober 2024 - 09:07
share

HAYAM Wuruk membawa Kerajaan Majapahit ke masa kejayaan. Di masa Hayam Wuruk pulalah, misi penyatuan Nusantara dipimpin Mahapatih Gajah Mada dilangsungkan oleh Majapahit dengan sumpah Palapa.

Tapi hubungan antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada itu akhirnya berakhir berkat Perang Bubat. Peperangan terjadi antara pasukan Majapahit di bawah Gajah Mada dengan pasukan Sunda yang membuat Hayam Wuruk tak jadi menikah.

Putri cantik Raja Sunda bernama Dyah Pitaloka Citraresmi itu meninggal, usai ikut bunuh diri mendengar ayahnya dan rombongan Sunda tewas terbunuh. Alhasil Hayam Wuruk yang naik tahta sebagai raja berstatus jomblo alias lajang, masih harus mencari permaisuri lagi.

Baca juga: Suka Menggoda Perempuan, Anak Untung Surapati Hilang Kesaktian

Dikisahkan oleh sejarawan Prof. Slamet Muljana, pada bukunya “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”, menyatakan, bahwa Sri Rajasanagara sebutan Hayam Wuruk akhirnya mengakhiri masa lajangnya dengan Paduka Sori.

Dialah perempuan cantik perempuan keturunan Sri Wijayarajasa dari Wengker, yang merupakan wilayah kekuasaan Majapahit sendiri. Pada Kakawin Nagarakretagama dikatakan bahwa permaisuri Sri Rajasanagara bernama Susumnadewi, atau Sri Sudewi.

Jadi Sri Sudewi dalam Nagarakretagama sama dengan Paduka Sori dalam Pararaton.Dari perkawinan itu lahir Kusumawardhani, yang kemudian dinobatkan sebagai Bhatara di Lasem dengan paraban Bhre Lasem Sang Ahayu.

Kemudian dari selir Sri Rajasanagara mendapatkan seorang putra, yang dikenal sebagai Bhatara di Wirabhumi. Bhre Daha Dyah Wiyat Sri Rajadewi Maharajasa dalam perkawinannya dengan Sri Wijayarajasa dari Wengker mendapatkan seorang putri bernama Rajasaduhita Indudewi.

Baca juga: Kisah Ki Gede Bungko, Laksamana Kesultanan Cirebon yang Dikenang dengan Musik dan Tarian

Selanjutnya, Rajasaduhita Indudewi yang dinobatkan sebagai Bhatara di Lasem, kawin dengan Rajasawardhana dari Matahun.Perkawinan itu tidak menghasilkan keturunan. Sepeningal Bhre Daha Dyah Wiyat Sri Rajadewi pada tahun 1371 Masehi.

Berikutnya, Bhre Lasem Rajasaduhita kembali ke Daha untuk mengisi tahta Kerajaan Daha. Oleh karena ia tidak mempunyai keturunan, maka ia mengambil Bhre Wirabhumi sebagai putra angkat.

Bhre Pajang, adik Dyah Hayam Wuruk, dalam perkawinan dengan Sri Singawardhana, Bhatara di Paguhan, memperoleh beberapa putra. Putra sulungnya bernama Wikramawardhana, menjadi bhatara di Mataram.

Ia kawin dengan putri tunggal Sri Rajasanagara yang bernama Kusumawardhani.Demikianlah Wikramawardhana dan Kusuma Kusumawardhani adalah saudara sepupu.

Bhre Pajang mempunyai lagi seorang putra perempuan bernama Nagarawardhani, juga disebut Bhre Lasem Sang Alemu, yang lantas menikah dengan Bhre Wirabhumi, putra darı Sri Rajasanagara atau Hayam Wuruk.

Topik Menarik