PGRI dan Praktisi Pendidikan Dukung Rencana Hidupkan Kembali Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA

PGRI dan Praktisi Pendidikan Dukung Rencana Hidupkan Kembali Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA

Terkini | inews | Minggu, 13 April 2025 - 13:48
share

JAKARTA, iNews.id – Pemerintah berencana menghidupkan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun ajaran 2025/2026. Rencana ini pun didukung oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan praktisi pendidikan.

Menurut Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi apabila para siswa tidak memiliki ilmu pengetahuan yang baik, maka tidak dapat memiliki peminatan khusus untuk mendalami ilmu tersebut. Oleh karena itu, penjurusan dinilai bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar.

"Harapan agar siswa menguasai semua ilmu itu baik, tapi jika tidak siap yang terjadi malah siswa tidak mendapatkan ilmu apa-apa atau hanya sedikit. Jadi dengan adanya penjurusan IPA, IPS dan Bahasa itu bagus agar siswa bisa mempelajari ilmu sesuai dengan minatnya dan menjadi ahli,” ujar Unifah.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh Praktisi Pendidikan Heriyanto bahwa saat penghapusan penjurusan SMA di lapangan tidak sepenuhnya dapat dijalankan dengan baik. Sebab, ia melihat terlalu dini siswa untuk menetapkan profesinya dan memutuskan pelajaran yang diambil.

“Dengan contoh, jika siswa yang memilih kedokteran dapat melepaskan fisika, dan konsentrasi pada biologi dan kimia. Namun persoalan yang sering muncul adalah ketika pilihan profesi siswa bisa saja berubah di kelas XII menjadi teknik, sedangkan dalam 2 atau 3 semester sebelumnya, mereka tidak mempelajari fisika,” kata dia.

Ia menambahkan bahwa belum adanya sinkronisasi antara pendidikan SMA dengan perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN), pada tahun pertama mahasiswa baru harus lulus dalam perkuliahan bersama untuk mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi walaupun jurusannya bukan teknik.

“Sehingga mata pelajaran tersebut, tetap diajarkan sebagai bekal di PTN nantinya, termasuk untuk pilihan IPS. Karena apabila siswa yang memiliki cita-cita menjadi akuntan dapat melepaskan geografi atau sosiologinya. Namun apabila berubah menjadi ahli hukum diberikan syarat kedua pelajaran tersebut akan dipelajari saat di perguruan tinggi,” ucap Heri.

Senada dengan hal itu, Guru Geografi SMA Pangudi Luhur II Servasius Bekasi, Ignasius Sudaryanto, menjelaskan bahwa para siswa menghadapi kebingungan dalam pemilihan mata pelajaran peminatan. Sehingga, banyak yang tidak sesuai saat melaksanakan perkuliahan.

"Hal itu juga dialami oleh sekolah yang menemukan kesulitan dalam membagi jam mengajar guru, karena ada mata pelajaran yang peminatnya sedikit sehingga guru kurang jam mengajar yang akan berdampak pada TPG/Sertifikasi. Akan tetapi juga ada mata pelajaran yang kelebihan minat siswa,” ucap dia.

“Saya sangat setuju kalau penjurusan/pemilihan mata pelajaran dikembalikan seperti dulu yaitu jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Hal ini akan membuat siswa lebih fokus belajar, dan sekolah lebih mudah mengelola tenaga pendidik,” tutur Sudaryanto.

Topik Menarik