Parah! Tarif Trump Bikin Harta Orang-Orang Paling Tajir Dunia Susut Rp3.400 Triliun dalam 24 Jam
WASHINGTON, iNews.id - Deretan orang terkaya di dunia kena imbas pengenaan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kekayaaan mereka susut dengan angka fantastis 24 jam setelah pengumuman disampaikan Trump.
Bloomberg Billionaire Index (BBI), Jumat (4/4/2025), mengungkap data deretan orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan total 208 miliar dolar AS atau sekitar Rp3.486 triliun pada Kamis (3/4/2025) atau 24 jam setelah pengumuman disampaikan Trump.
Penurunan total kekayaan dari 500 miliarder terkaya di dunia tersebut merupakan yang terbesar keempat dalam sehari sejak BBI dluncurkan 13 tahun lalu. Angka penurunan terbesar sebelumnya terjadi saat pandemi Covid-19.
Pendiri Meta Mark Zuckerberg kehilangan sekitar 9 persen dari total kekayaannya atau 17,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp300 triliun dalam 24 jam. Pemicunya saham Meta turun hampir 9 persen dalam perdagangan pada Kamis.
Ini menjadikan Zuckerberg sebagai miliarder paling dirugikan oleh pengenaan tarif Trump.
Selanjutnya pendiri Amazon Jeff Bezos kehilangan 15,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp267 triliun dari kekayaannya. Saham Amazon juga anjlok 9 persen, yang merupakan penurunan terbesar sejak April 2022.
Kemudian orang terkaya di dunia tahun 2025 versi Forbes, Elon Musk, kehilangan 11 miliar dolar AS atau sekitar Rp184 triliun, dipicu oleh penurunan saham Tesla hampir 5,5 persen.
Trump menandatangani instruksi presiden pada Rabu (2/4/2025) yang mengesahkan penerapan tarif baru. Tarif dasar minimum sebesar 10 persen serta dengan jumlah lebih tinggi diterapkan terhadap negara-negara yang dianggap menyalahi timbal-balik perdagangan.
Ini merupakan janji lama yang pernah disampaikan Trump, memberlakukan tarif resiprokal atau timbal balik terhadap negara-negara di seluruh dunia yang selama ini menikmati untung dari perdagangan dengan AS.
"Menurut pendapat saya, ini adalah salah satu hari terpenting dalam sejarah Amerika. Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kita," katanya, saat mengumumkan tarif baru tersebut di Rose Garden, Gedung Putih.
Dia mengklaim kebijakan ini merupakan upaya terbaru untuk membangun perekonomian AS. Tujuannya untuk mendorong manufaktur dalam negeri, meningkatkan pendapatan pemerintah, serta menggagalkan kecurangan dalam perdagangan.
"Kita akan meningkatkan basis industri dalam negeri. Kita akan membuka pasar luar negeri dan mendobrak hambatan perdagangan luar negeri, dan pada akhirnya lebih banyak produksi di dalam negeri akan berarti persaingan lebih kuat dan harga yang lebih rendah bagi konsumen," ujarnya.