Menteri Radikal Israel Ben Gvir Geruduk Masjid Al Aqsa Lagi, Hamas Serukan Dunia Islam Bertindak
YERUSALEM, iNews.id - Menteri sayap kanan radikal Israel Itamar Ben Gvir kembali membuat ulah dengan memaksa masuk kompleks Masjid Al Aqsa, Rabu (2/4/2025). Dia menggeruduk tempat suci ketiga bagi umat Islam tersebut di bawah pengawalan ketat polisi Israel.
Turut membersamai Ben Gvir di kompelks Masjid Al Aqsa sebanyak 24 pemukim Yahudi ilegal.
Ben Gvir berkeliling di halaman masjid, sementara pemukim Yahudi garis keras melakukan ritual ibadah yang jelas-jelas pelanggaran terhadap status Masjid Al Aqsa. Kedatangan Menteri Keamanan Nasional Israel itu juga berlangsung menjelang Paskah Yahudi yakni pada 12-20 April.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Yordania mengecam penggerudukan Ben Gvir tersebut dengan menyebutnya sebagai aksi provokasi yang disengaja. Selain itu Kemlu menyebut aksi Ben Gvir sebagai pelanggaran terhadap status quo sejarah dan hukum yang telah ditetapkan atas Masjid Al Aqsa.
"(Israel) Tidak memiliki kedaulatan atas Yerusalem serta tempat-tempat suci Islam dan Kristen," bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu.
Kelompok perlawanan Hamas juga mengecam Ben Gvir dengan menyebut tindakannya itu sebagai eskalasi berbahaya, bagian dari perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
Hamas menyerukan rakyat Palestina untuk meningkatkan perlawanan terhadap tentara Israel guna mempertahankan Masjid Al Aqsa. Kelompok perlawanan yang berkuasa di JalurnGaza itu juga mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab untuk melakukan berbagai tindakan guna menghentikan pelanggaran sistematis Israel.
Ben Gvir telah enam kali menggeruduk Masjid Al Aqsa selama menjabat menteri di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2022.
Israel memberlakukan tindakan ketat yang membatasi warga Palestina dari Tepi Barat ke Yerusalem Timur, termasuk mengunjungi Masjid Al Aqsa, sejak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.
Warga Palestina menganggap pembatasan tersebut sebagai upaya Israel untuk meyahudisasi Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, serta menghapus identitas Arab dan Islam.
Sejak 2003, Israel mengizinkan pemukim Yahudi ilegal memasuki kompleks Al Aqsa hampir setiap hari, kecuali pada Jumat dan Sabtu.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada Perang Arab-Israel 1967. Kemudian pada 1980, Israel mencaplok seluruh bagian kota tersebut, tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017, langkah yang juga tak diakui dunia internasional. Beberapa bulan setelahnya, AS memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.