Lagi, Majalah The Atlantic Bongkar Rencana AS Serang Yaman termasuk Pesawat yang Digunakan
WASHINGTON, iNews.id - Majalah Atlantic kembali membocorkan percakapan para menteri Amerika Serikat (AS) di grup obrolan Signal terkait serangan ke Yaman. Skandal kebocoran terkait rahasia keamanan nasional AS ini dipicu ulah sembrono pejabat yang secara tidak sengaja memasukkan seorang jurnalis dalam grup obrolan para menteri dan pejabat tinggi lainnya membahas perang.
Pemimpin Redaksi Majalah The Atlantic Jeffery Goldberg, Rabu (26/3/2025), merilis percakapan lebih detail dalam grup obrolan Signal tersebut yakni terkait proses serangan ke Yaman berlangsung pada 15 Maret lalu.
Rincian yang dipaparkan Goldberg termasuk waktu serangan serta jenis pesawat militer yang digunakan untuk menyerang.
Perusahaan menjelaskan, artikel terbaru ini terpaksa diterbitkan karena para pejabat AS masih saja membantah adanya informasi rahasia yang disampaikan dalam obrolan tersebut. Di antara pejabat yang masuk dalam grup itu adalah Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, serta tentunya Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Waltz yang secara tidak sengaja mengundang masuk Goldberg.
Bahkan terjadi perbedaan pendapat di kalangan pejabat AS. Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyebut The Atlantic mengakui bahwa isi pesan bukan rencana perang seraya menyebut majalah itu telah melakukan penipuan.
Anehnya, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes sebelumnya menegaskan penyataan yang dikutip The Atlantic asli.
The Atlantic dalam artikel pertamanya yang diterbitkan Senin lalu tidak menjelaskan secara rinci isi obrolan. Alasannya majalah tak ingin mengungkap materi dan informasi rahasia yang bisa saja membahayakan pasukan AS.
Namun bos CIA John Ratcliff, yang juga ada alam grup Signal, mengatakan kepada Kongres, tidak ada hal penting yang dibagikan atau pelanggaran hukum. Dia juga menyebut tidak ada hal bersifat rahasia yang didiskusikan.
The Atlantic menyatakan isi pesan mencakup semua hal dalam rantai Signal selain bos CIA.
Hegseth yang memaparkan kondisi cuaca, waktu serangan, dan jenis pesawat yang digunakan, yakni jet tempur F-18 dan drone MQ-9. The Atlantic mengungkap isi percakapan lebih rinci, meski tidak seluruhnya.
Pesan itu disampaikan hanya setengah jam sebelum pesawat tempur AS pertama lepas landas serta 2 jam sebelum target pertama dibom.
Hegseth mengirim informasi ke grup obrolan Signal tepat sebelum serangan terhadap kelompok Houthi digelar yakni pada 15 Maret.