Momen Hangat Buka Puasa Bersama di KJRI Cape Town Afrika Selatan

Momen Hangat Buka Puasa Bersama di KJRI Cape Town Afrika Selatan

Terkini | inews | Minggu, 16 Maret 2025 - 05:11
share

CAPE TOWN, iNews.id - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan menggelar buka puasa bersama di Ruang Garuda KJRI Cape Town, 124 Rosmead Avenue, Kenilworth 7708 Cape Town, Sabtu (15/3/2025). Buka bersama berlangsung hangat dan dihadiri oleh sekitar 120 peserta.

Kegiatan ini dimanfaatkan juga untuk sosialisasi kekonsuleran dan perkenalan pejabat baru Konsul Protokol Konsuler Rally Aprianto Wangsa Atmadja dan Konsul Ekonomi Widya Christinasari kepada masyarakat Indonesia di Cape Town. 

Diketahui, jumlah muslim di seluruh Afsel saat ini berkisar 1,8 persen dari jumlah penduduk yakni 63,21 juta (2023). Sementara itu, di provinsi Western Cape dengan ibu kota provinsi Cape Town, jumlah muslim berkisar 5-10 persen dari total penduduk 7,43 juta. 

Perkembangan Islam di Cape Town banyak diwarnai oleh peran para ulama Nusantara Indonesia. Syekh Yusuf dari Gowa misalnya, dikenal sebagai pembawa syiar Islam pertama kali di Afrika Selatan pada Juni 1694. Dia datang ke Afsel karena diasingkan oleh pemerintah penjajah

Selain itu, Tuan Guru dari Tidore dikenal sebagai pembangun masjid pertama di Afsel tahun 1794 yang dikenal sebagai Masjid Auwal. Masjid ini berlokasi di daerah Bokaap Cape Town dan sanpai saat ini terawat dengan baik.

Diaspora Indonesia di Afrika Selatan saat ini mencapai  lebih dari 330.000 orang. Cape Town secara historis sosio-kultural memang memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia.

Dengan jumlah penduduk muslim yang relatif cukup banyak dibanding kota-kota lain di Afrika Selatan, suasana puasa Ramadhan di Cape Town lebih terlihat dan lebih hidup.  

Berdasarkan data KJRI Cape Town, WNI yang menetap di kota Cape Town dan sekitarnya saat ini berjumlah 145 orang. Sebagian di antara mereka menikah dengan warga Afrika Selatan dan memiliki anak-anak berkewarganegaraan ganda. 

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono menyampaikan, bulan suci Ramadhan merupakan momentum yang baik untuk meningkatkan amal ibadah dan berlomba-lomba untuk kebaikan.  Selain itu untuk semakin memperkuat silaturahmi, persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia di Cape Town 

Konjen RI menekan pentingnya memahami ketentuan terkait kekonsuleran termasuk permasalahan anak berkewarganegaraan ganda untuk meminimalkan kemungkinan permasalahan bagi anak dan orang tuanya di masa yang akan datang.

KJRI Cape Town mencatat saat ini terdapat 44 anak yang memiliki kewarganegaraan ganda terbatas dan 6 yang sudah akan mencapai umur 18 tahun.

Terkait anak berkewarganegaraan ganda, salah satu isu yang mengemuka adalah pelepasan kewarganegaraan Indonesia jika telah mencapai umur 21 tahun. Beberapa orang tua enggan untuk melaporkan pelepasan WNI anaknya karena dianggap terlalu rumit dan memakan biaya. Selain itu, berdasarkan ketentuan yang berlaku, tidak ada sanksi jika setelah berumur 21 tidak melepas kewarganegaraan Indonesianya. 

Sementara itu, pilihan untuk tetap menjadi WNI pada umur 21 ataupun melepas kewarganegaraan juga dihadapkan dengan prosedur dan biaya yang harus dibayarkan. Banyak orang tua yang memilih untuk membiarkan kewarganegaraan Indonesia anaknya saat anak sudah berumur 21 tahun dan tetap menjadi warga negara setempat.

Dalam kesempatan ini, KJRI juga menggelar sholat gaib untuk salah satu ABK yakni Rasmani yang bekerja sebagai chef di sebuah kapal Jepang. Almarhum meninggal karena sakit.

KJRI telah berkoordinasi dengan pihak kapal, manning agency dan keluarga almarhum untuk pengurusan hak-hak yang bersangkutan, termasuk penyiapan dokumen-dokumen terkait untuk pemulangannya ke Indonesia.

Topik Menarik