Gawat, AS Pertimbangkan Opsi Militer Rebut Terusan Panama
WASHINGTON, iNews.id - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menjajaki opsi militer di Terusan Panama. Donald Trump setelah dilantik sebagai presiden AS pernah mengancam akan merebut kembali terusan yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik tersebut.
Pentagon menyatakan pendekatan militer diperlukan guna memastikan akses berkelanjutan bagi armada perang AS terhadap jalur perairan strategis tersebut.
Seorang sumber pejabat AS mengatakan kepada Reuters, sebuah dokumen yang digambarkan sebagai pedoman keamanan nasional sementara pemerintahan Trump, meminta militer AS untuk mempertimbangkan opsi militer guna memastikan akses terhadap Terusan Panama.
Informasi mengenai opsi militer AS terhadap Terusan Panama pertama kali dilaporkan stasiun televisi NBC pada awal pekan ini. Mereka mengutip memo internal dari pemerintahan Trump serta pernyataan seorang sumber pejabat AS.
Pejabat itu mengatakan, Komando Selatan AS akan mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk bekerja sama dengan militer Panama atau sebaliknya, merebut terusan tersebut secara paksa.
Namun mereka menegaskan, invasi AS ke Panama tidak mungkin terjadi untuk saat ini.
Memo tersebut juga meminta Pentagon untuk memberikan opsi bersenjata yang kredibel guna memastikan akses militer dan perdagangan AS yang adil dan tanpa hambatan terhadap Terusan Panama.
Menanggapi kemungkinan aksi militer AS, Pemerintah Panama menegaskan akan mempertahankan kedaulatan sekuat tenaga.
"Sehubungan dengan pernyataan ini, saya tidak punya hal lain untuk disampaikan selain Panama tetap teguh dalam mempertahankan wilayah, terusan, dan kedaulatannya," kata Menteri Luar Negeri Panama, Javier Martinez-Acha.
Terusan tersebut, lanjut dia, adalah milik Panama dan akan tetap seperti itu seterusnya.
Ketegangan antara AS dan Panama meningkat setelah Trump berulang kali mengancam akan merebut kanal yang dibangun mengorbankan ribuan nyawa itu.
Meskipun sering mengancam, Trump belum pernah berbicara secara terbuka tentang bagaimana terusan tersebut akan diambil alih dan apakah militer AS akan terlibat.
AS memperoleh hak untuk membangun dan mengoperasikan terusan tersebut pada awal abad ke-20. Dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 1979, selama pemerintahan Presiden Jimmy Carter, AS setuju untuk menyerahkan kendali terusan tersebut kepada Panama pada akhir 1999.
Namun, AS dan Panama terikat perjanjian untuk mempertahankan terusan tersebut dari segala ancaman terhadap netralitasnya serta diizinkan untuk mengambil tindakan sepihak.