Pakar Feng Shuai Ungkap Bisnis Otomotif Bakal Penuh Tantangan di Tahun Ular Kayu, Ini Harus Diperhatikan

Pakar Feng Shuai Ungkap Bisnis Otomotif Bakal Penuh Tantangan di Tahun Ular Kayu, Ini Harus Diperhatikan

Otomotif | inews | Rabu, 29 Januari 2025 - 01:27
share

JAKARTA, iNews.id - Memasuki Tahun Ular Kayu sejumlah lini bisnis diprediksi bakal mendapat tantangan. Salah satunya sektor otomotif.

Pakar Feng Shui Yulius Fang mengatakan, lini bisnis yang mendapat tantangan adalah usaha yang termasuk elemen tanah. Ini mencakup berbagai bidang usaha yang modalnya relatif besar.

"Properti, infrastruktur, konstruksi, perbankan, asuransi tradisional, pertanian, sembako, barang konsumsi, peternakan, produk kulit, sumber daya alam, multifinance, koperasi, grosiran, cukup kurang (bagus)," ujarnya, saat dihubungi jurnalis iNews Media Group.

Yulius mengungkapkan bisnis otomotif diprediksi menemui sejumlah tantangan. Ini karena adanya suku bunga yang tinggi. Apalagi tahun ini ada kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan opsen pajak daerah yang memengaruhi harga kendaraan.

Yulius berpendapat, prospek bidang bisnis setiap tahunnya berada dalam siklus pola energi yang bisa silih berganti. Bisnis yang kurang bagus menurutnya perlu mendapat perhatian lebih.

"Bidang bisnis yang masuk kategori cukup maupun kurang (biasanya bukan kami sebut sial), bukan berarti akan boncos, namun perlu upaya lebih untuk mempertahankan dan mencapai pertumbuhan," kata Yulius.

"Disarankan lebih perhatian untuk bijak mengelola energi dan sumber daya bisnis, serta terbuka pada potensi kerja sama atau kolaborasi," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara meminta pemerintah menunda penerapan opsen pajak. Sebab, ini akan membebani masyarakat dalam membeli kendaraan dan menjadi tantangan besar bagi pelaku industri.

"Kalau 12 persen kan kita sudah sampaikan, orang kan waktu beli pakai kredit ya, rata-rata. Harusnya enggak terlalu berdampak. Opsen memang tadi saya sampaikan, itu mengganggu lah sedikit," ujar Kukuh, saat ditemui di Jakarta Selatan, belum lama ini. 

Sebelum ada kebijakan kenaikan PPN 12 persen dan opsen pajak, penjualan mobil di Indonesia pada 2024 sudah lesu. Sepanjang tahun lalu, penjualan mobil mencapai 865.723 unit atau turun 13,9 persen dibandingkan 2023

"Kita belum duduk bareng (penetapan target 2025), belum menghitung secara rinci. Kalau tahun kemarin saja, tidak ada opsen satu juta saja tidak dapat. Tahun ini, kita harapkan dengan model baru.dan sebagainya, dan perkembangannya ada opsen yang ditunda, kita kalau mau optimis di 900-an (ribuan)," kata Kukuh.

Topik Menarik