Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air Buntut Kecelakaan Tewaskan 179 Orang, Cari Apa?

Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air Buntut Kecelakaan Tewaskan 179 Orang, Cari Apa?

Terkini | inews | Kamis, 2 Januari 2025 - 16:15
share

SEOUL, iNews.id - Kepolisian Korea Selatan (Korsel) menggeledah kantor maskapai Jeju Air serta operator Bandara Internasional Muan sebagai bagian dari penyelidikan kecelakaan pesawat Boeing 737-800 pada 29 Desember lalu.

Kecelakaan itu menewaskan 179 orang dari total 181 penumpang dan kru dalam penerbangan 7C 2216 dari Bangkok, Thailand tersebut.

Kepolisian Provinsi Jeolla Selatan menyatakan penyidik menggeledah kantor Jeju Air di Seoul serta kantor operator bandara dan otoritas penerbangan Kota Muan.

Para penyidik mencari dokumen dan materi yang terkait dengan pengoperasian dan perawatan pesawat serta pengoperasian fasilitas bandara.

Penjabat Presiden Korsel Choi Sang Mok sebelumnya memerintahkan tindakan segera jika ditemukan masalah pada unit Boeing 737-800 lainnya. Kementerian Perhubungan Korsel pada Senin lalu memerintahkan pemeriksaan terhadap semua armada Boeing 737-800 yang digunakan maskapai lokal. Tindakan serupa juga diambil militer, yakni Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang mengoperasikan 737-800 dan 737-700 sebagai pesawat intai.

"Karena ada kekhawatiran besar di kalangan masyarakat mengenai model pesawat yang sama terlibat dalam kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan dan organisasi terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasional, pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan," kata Choi, seperti dikutip dari Reuters.

Choi juga mendesak agar konversi dari perangkat voice cockpit recorder (VCR) Jeju Air 7C2216 bisa selesai paling lambat Jumat (3/1/2025).

Seorang pejabat Kementerian Perhubungan sebelumnya mengatakan mungkin sulit untuk merilis rekaman audio tersebut ke publik karena sangat penting bagi penyelidikan yang sedang berlangsung.

Sementara itu dua kru yang selamat dari kecelakaan itu masih menjalani perawatan di rumah sakit di Seoul. Mereka menderita luka serius, meski tak mengancam nyawa. Informasi dari kedua korban sangat penting bagi penyelidikan.

Dua kru tersebut duduk di bagian ekor pesawat dan berhasil diselamatkan.

Sementara itu para pakar keselamatan penerbangan terus mempertanyakan keberadaan dinding beton di ujung landasan Bandara Internasional Muan. Pesawat Jeju Air menabrak dinding itu hingga meledak karena kegagalan pengereman ditambah roda pendaratan yang rusak.

Dinding itu dibuat untuk menopang peralatan navigasi yang menurut pakar terlalu kaku dan terlalu dekat dengan ujung landasan pacu.

"Struktur kaku ini terbukti membawa bencana ketika pesawat yang tergelincir itu menghantam," kata Najmedin Meshkati, seorang profesor teknik di University of Southern California.

Dia menegaskan antena navigasi dipasang tak perlu dipasang pada struktur beton yang kokoh, melainkan cukup menara/tiang logam standar.

Topik Menarik