Kaleidoskop 2024: IHSG Melemah 2,65 Persen Sepanjang 2024, Sempat Sentuh Level Tertinggi di 7.905
JAKARTA, iNews.id - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sepanjang tahun 2024. Selama setahun penuh, indeks saham terkoreksi 2,65 persen secara year to date (ytd) per hari terakhir perdagangan, Senin (30/12/2024) ke level 7.079,90.
Adapun level tertinggi IHSG atau all time high berada di level 7.905,39 yang dicapai pada perdagangan Oktober 2024. Sementara, level terendah menyentuh 6.726,92 pada Juli 2024.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK), I. B. Aditya Jayaantara menyebut, sepanjang tahun ini, indeks saham bergerak cukup dinamis, meski dalam tren pelemahan.
“Kinerja pasar modal domestik dalam perjalanan satu tahun terakhir ini menunjukkan resiliensi yang cukup tinggi di tengah tantangan global yang juga dinamis,” ucap Aditya dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (30/12/2024).
Nilai kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp12.367 triliun pada perdagangan akhir tahun. Angka ini naik 5,93 persen dibandingkan pada 29 Desember 2023 lalu yang sebesar Rp11.674 triliun.
Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal hingga 27 Desember 2024 mencapai Rp251,04 triliun dari 187 penawaran umum dengan 35 di antaranya merupakan emiten baru.
Secara rinci, sebanyak 34 merupakan emiten saham dan 1 lainnya merupakan emiten Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).
Di sisi pasar surat utang, indeks pasar obligasi atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) per 27 Desember 2024 ditutup di level 392,36, tumbuh 4,74 persen dari 29 Desember 2023 lalu yang berada di level 374,61.
Jumlah investor pasar modal Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan, di mana jumlah Single Investor Identification (SID) tumbuh 21,77 persen menjadi 14.817.376 SID, dari sebelumnya sebanyak 12.168.061 SID pada 2023.
Sementara itu, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 lalu sampai dengan 27 Desember 2024, tercatat transaksi sebanyak 908.018 ton CO2 ekuivalen pada bursa karbon dengan total nilai transaksi sebesar Rp50,64 miliar.
Saat ini baru terdapat tiga SPE-GRK terdaftar di bursa karbon yaitu dari Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.
Pergerakan IHSG sepanjang tahun ini bergerak fluktuatif dipengaruhi sejumlah sentimen domestik maupun global, mulai dari pergerakan saham-saham big caps, Pemilu 2024, suku bunga Federal Reserve (The Fed), hingga pergerakan nilai tukar rupiah.
Tidak hanya itu, isu-isu terbaru juga disebut memengaruhi pergerakan indeks saham pada masa-masa terakhir perdagangan tahun ini, salah satunya terkait kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen yang akan efektif mulai tahun depan. Hal ini dikhawatirkan juga akan memengaruhi pelaku pasar pada perdagangan tahun depan.