Trump Tepis Anggapan Elon Musk Ambil Alih Jabatan Presiden AS
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump menepis anggapan Elon Musk memegang kendali kebijakannya menjelang pelantikan pada 20 Januari 2025. Musk dianggap sebagai sosok paling berpengaruh di balik keputusan yang diambil politikus Partai Repubik itu.
Anggapan tersebut muncul setelah Musk turun tangan untuk menggagalkan rancangan anggaran pemerintah federal pada akhir pekan lalu. Anggaran akhirnya tetap disetujui Kongres pada Sabtu dini hari waktu setempat, memberi napas bagi operasional pemerintahan federal AS hingga Maret 2025.
Insiden tersebut merupakan yang terbaru di mana Musk telah mengambil peran luar biasa besar dalam kebijakan pemerintahan Trump yang akan datang. Kondisi tersebut memicu kritik dari Partai Demokrat, bahkan internal Partai Republik.
Dalam pidatonya di Arizona, Minggu (22/12/2024), Trump menegaskan Musk tak akan mengambil alih jabatan presiden AS. Anggapan tersebut dinilai Trump sebagai intrik dari para lawan politiknya.
Media Vietnam Berani Tantang Timnas Indonesia Kalahkan Negaranya Tanpa Pakai Pemain Naturalisasi
Trump juga mengatakan, tidak ada peluang Musk mengambil alih jabatan presiden karena secara konstitusional dilarang.
"Anda tahu mengapa dia tidak bisa menjadi (presiden)? Dia tidak lahir di negara ini," ujar Trump.
Musk lahir di Afrika Selatan, dinobatkan sebagau orang terkaya di dunia berdasarkan Majalah Forbes.
Dia secara blak-blakan mengaku sebagai pendukung Trump usai percobaan pembunuhan pada Juli di Butler, Pennsylvania. Sejak itu Musk membantu Trump, termasuk menghabiskan ratusan juta dolar AS, untuk memenangkannya dalam pilpres.
Setelah memenangkan pilpres AS, Trump menunjuk sang miliarder memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang bertugas mengevaluasi serta memangkas birokrasi serta anggaran pemerintah.
Namun DOGE disebut sebagai panel penasihat independen, bukan badan resmi pemerintah. Ruang lingkupnya juga belum ditentukan.