Terungkap! Ini Alasan Dokter di Bondowoso Bongkar Aib Oknum Spesialis Berstatus PNS

Terungkap! Ini Alasan Dokter di Bondowoso Bongkar Aib Oknum Spesialis Berstatus PNS

Gaya Hidup | inews | Kamis, 19 Desember 2024 - 12:02
share

JAKARTA, iNews.id - Dokter Yusdeny Lanasakti, dokter spesialis penyakit dalam di Bondowoso, Jawa Timur, jadi sorotan publik usai membongkar aib oknum dokter spesialis berstatus PNS yang bekerja semaunya.

Dia secara berani memberitahu kepada publik apa yang dilakukan para oknum dokter spesialis berstatus PNS, salah satunya bekerja hanya dua hari dalam seminggu. Padahal, hari kerja ASN adalah lima hari dalam seminggu.

Pernyataan kontroversial itu disampaikan melalui unggahan video TikTok di akun @yusdenylanasakti. Di konten lain, dia  blak-blakan menerangkan apa alasannya membongkar aib tersebut. Penasaran?

Alasan Dokter Yusdeny Lanasakti Membongkar Aib Oknum Dokter Spesialis Berstatus PNS

Menurut dr Yusdeny Lanasakti, SpPD, dirinya membongkar fenomena ini dengan harapan pelayanan kesehatan bagi masyarakat semakin baik.

"Bukan menang-menangan yang saya harapkan, tapi tentang perubahan sistem, perubahan yang seharusnya seorang ASN kerjakan," katanya, dikutip Kamis (19/12/2024).

Dokter Yusdeny bilang, esensi dari memberitahu publik perkara ada oknum dokter spesialis berstatus PNS yang kerja semaunya adalah mengingatkan kepada para PNS bahwa pekerjaan yang diambil adalah pilihan. Baik atau jeleknya Anda yang memutuskan.

"Jadi, gak fair kalau Anda sudah jadi ASN, tapi yang lain yang berharap masuk dan siap mengabdi jadi gak masuk," katanya.

"Setelah masuk ASN, Anda mengeluh gaji kecil dan lain-lain, enggak dulur. Itu pilihan," tambah dia.

Hal ini dikaitkan dengan pernyataan dr Yusdeny sebelumnya bahwa banyak oknum dokter PNS yang berpraktik di rumah sakit swasta, lalu mengenyampingkan pekerjaan utama di rumah sakit negara.

Makanya, para oknum dokter PNS itu diduga hanya berpraktik di RSUD misalnya, dua hari dalam seminggu. Sisanya mereka lebih banyak memberi pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta.

Kemudian, dr Yusdeny menerangkan perihal komentar netizen yang bilang kalau dia iri dengan profesi lain, makanya membongkar aib oknum dokter spesialis berstatus PNS di media sosial.

Menanggapi tuduhan itu, dr Yusdeny bilang, "Iri gimana? Gak ada iri. Kami sama-sama dokter spesialis, saya dokter spesialis penyakit dalam."

Dia menegaskan sekali lagi bahwa tindakannya ini semata-mata untuk mencapai perubahan yang lebih baik. "Jadi, buat apa iri, gak ada itu."

Dokter Yusdeny Ketua Remunerasi di Rumah Sakit

Dalam kesempatan yang sama, dr Yusdeny juga memberi pernyataan terkait komentar netizen yang bilang kalau dirinya tidak paham betapa 'struggle'-nya menjadi dokter spesialis. Hal ini berkaitan dengan upah yang diterima dari jasa pelayanan kesehatan.

Mengenai itu, dia mengaku bertugas sebagai ketua remunerasi di rumah sakit. Tugas tersebut memungkinkan dia tahu bayaran para dokter hingga direktur di rumah sakit.

"Saya adalah ketua remunerasi di rumah sakit. Ketua remunerasi adalah orang yang mengatur metode pembagian jasa pelayanan dari pasien yang dikerjakan. Jadi, saya ngerti bayarannya dari level terendah sampai level tertinggi sampai tingkat direktur saya paham, saya tahu pasti," paparnya.

"Soal batasan kurang atau cukup, itu gak ada batasannya," sambung dia.

Dokter Yusdeny tak menampik bahwa ada dokter spesialis yang upahnya lebih tinggi dari direktur. Tapi itu tidak untuk semua orang. Umumnya, upah dokter spesialis di bawah direktur.

"Bagi saya pribadi, ketika upah spesialis itu rentangnya 10 sampai 20 kali lebih besar dari perawat, itu sudah cukup," terangnya.

Lagi dan lagi, dr Yusdeny menekankan alasan dia mengunggah video di TikTok tentang aib oknum dokter spesialis berstatus PNS adalah demi menciptakan rasa keadilan dan terjadinya perubahan yang lebih baik.

"Saya ingin ada rasa keadilan antar teman sejawat dan rekan kerja yang lain seperti perawat, ahli gizi, apoteker, semua, ya," katanya.

"Mereka bekerja keras sesuai aturan, sedangkan ada oknum spesialis yang kebal hukum, seenaknya saja," ungkapnya.

Sebelum mengakhiri video, dr Yusdeny mengatakan bahwa dirinya sudah sembilan tahun menyimpan informasi ini yang sampai membuat hatinya gundah-gulana. Baru akhirnya berani bercerita sekarang, karena dia benar-benar ingin ada perubahan.

"9 tahun lamanya saya simpan. Saya ingin ada perubahan yang lebih baik dan menciptakan keadilan bagi teman sejawat," katanya.

Topik Menarik