Indonesia Ingin Gabung BRICS, Menlu Sugiono Ungkap Manfaatnya bagi Kepentingan RI
JAKARTA, iNews.id - Menteri Luar Negeri Sugiono kembali mengungkapkan alasan Indonesia ingin bergabung ke blok negara-negara BRICS. Dia menyebut, Indonesia mendapatkan berbagai manfaat dengan bergabung ke BRICS.
"Kami menilai bahwa BRICS merupakan sebuah grouping multilateral yang dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan hubungan ekonomi kita dengan negara-negara yang tergabung di dalamnya," kata Menlu dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Meski begitu, Menlu memastikan bahwa sejak awal Presiden Prabowo Subianto telah menggariskan sebuah visi politik luar negeri, yakin Indonesia tetap pada garis non-align atau non-blok.
"Artinya kita tidak menempatkan diri di blok militer mana pun, kita tidak mempunyai keinginan untuk bergabung dengan pakta militer mana pun, karena hal tersebut tentu saja secara konstitusi dan secara tradisi tidak cocok dengan kepentingan nasional kita," ujarnya.
Menlu menegaskan, keinginan ini sebagai bentuk diplomasi Indonesia yang ingin bersahabat dan bertetangga dengan baik dengan semua negara.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto sudah punya rencana untuk membawa Indonesia bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS sejak 2014. Namun, saat itu Prabowo gagal memenangkan kursi presiden dalam Pilpres 2014.
"Sebenarnya saya sudah umumkan pada 2014, saat mulai mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia. Saya menyampaikan, jika menjadi presiden Indonesia, saya akan membawa Indonesia bergabung dengan BRICS," kata Prabowo saat pertemuan forum bisnis di sela KTT G20, Rio de Janeiro, Brasil.
Presiden menegaskan kembali keinginan Indonesia untuk menjadi anggota BRICS karena itu penting bagi perekonomian global.
Keseriusan itu ditunjukkan Prabowo dengan mengutus Menlu Sugiono ke pertemuan BRICS di Kazan, Rusia, pada 21 Oktober 2024 lalu. Padahal saat itu dia baru dilantik sebagai presiden.
"Saya melantik kabinet pada 21 Oktober dan mengutus menteri luar negeri untuk terbang langsung ke Kazan guna menghadiri KTT BRICS, yang tidak bisa saya hadiri," katanya.