Ini Pesan Rahayu Effendi kepada Keluarga Sebelum Meninggal
JAKARTA, iNews.id - Kabar duka datang dari dunia perfilman Indonesia. Ibunda dari Dede Yusuf, aktris legendaris Rahayu Effendi meninggal dunia.
Dua bulan sebelum wafat, pada 3 September, Dede Yusuf sempat merayakan ulang tahun sang ibu di kediamannya bersama keluarga besar. Momen tersebut diabadikan Dede Yusuf di Instagram pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, terlihat sang ibunda duduk di atas kursi roda menggunakan pakaian serba ungu dengan tiga kue ulang tahun. Sementara itu, anak dan cucunya termasuk Dede Yusuf dan keluarga menyanyikan lagu ulang tahun untuk sang ibunda.
Pada momen tersebut ibunda Dede Yusuf memberikan pesan untuk keluarga dan cucu. "Ternyata jalan keluarga itu ada dalam persatuan keluarga, seperti ini," kata dia dalam potongan nasehat di video tersebut.
Dalam unggahannya, Dede Yusuf menuliskan postingan untuk sang ibu.
"82 tahun sudah usia mamah, ibu yang luar biasa penuh dedikasi membesarkan dan memperjuangkan anak anaknya sendirian.
Kita sebagai anak, mantu, cucu semua belajar bagaimana caranya nanti di usia 80 tahun tetap gembira, optimis dan ceria seperti mamah. Walaupun dengan segala keterbatasan fisik namun tetap menginspirasi kami kami.
Happy Birthday mom, semoga terus bahagia dan penuh semangat.
We love you so much,"
Tak hanya itu, sebelum merayakan ulang tahun Dede Yusuf juga sempat mengajak sang ibu makan bersama di sebuah restroran.
Diketahui, Rahayu Effendi merupakan aktris kelahiran 30 Agustus 1942. Dia memulai kariernya sebagai penari di Istana Bogor dan pernah juga menjadi pramugari Garuda.
Pertama kali terjun sebagai pemain drama. Ketika Lasmijah Hardi mengadakan pertunjukan Sumpah Palapa di Bali Room Hotel Indonesia.
Dia terkenal sebagai bintang film top era 1970-an. Pada masanya, pemilik nama asli Siti Rahayu ini membintangi puluhan judul film beken Tanah Air.
Meniti karier dari seorang penari di Istana Bogor, Rahayu Effendi mulai terjun ke jagat sinema pada pertengahan era 1960-an. Film pertama yang tercatat dalam filmografinya adalah Pilihan Hati yang tayang pada 1964.
Artis yang sempat aktif dalam teater pimpinan WS Rendra ini lalu mulai banyak membintangi film di awal era 1970-an. Beberapa di antaranya yang terkenal yakni Bundaku Sayang (1973), Last Tango in Jakarta (1973), Dimadu (1973), Benyamin Brengsek (1973), Ratu Amplop (1974), Pacar Pilihan (1975), dan Badai Pasti Berlalu (1977).
Salah satu filmnya, yakni Pacar Pilihan, membuatnya meraih nominasi sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1979. Tak hanya film, perempuan kelahiran Bogor 30 Agustus 1942 ini juga terjun ke dunia sinetron di era 1980-an.