Gaza Kritis, Dewan Keamanan PBB Desak Israel Izinkan Lebih Banyak Bantuan Masuk
NEW YORK, iNews.id - Dewan Keamanan PBB menyerukan lonjakan pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Para anggota Dewan Keamanan memperingatkan krisis kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Lammy mengatakan perlu peningkatan bantuan sangat besar ke Gaza.
"Situasinya sangat menghancurkan, dan sejujurnya, di luar pemahaman, dan semakin memburuk, bukan membaik," kata Lammy.
Dia menambahkan, musim dingin semakin memperburuk situasi, sementara kelaparan sudah di depan mata.
"Setelah 400 hari perang, semakin sulit untuk memasok bantuan ke Gaza, sama sekali tidak bisa diterima," ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (19/11/2024).
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengklaim pemerintahannya mengawasi dengan ketat tindakan Israel untuk memperbaiki situasi bagi warga Palestina. Selain itu pemerintah juga menjalin kontak dengan pemerintah Israel setiap hari.
"Israel juga harus segera mengambil langkah-langkah tambahan untuk meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza," ujarnya.
Pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya menyatakan Israel tidak menghalangi bantuan ke Gaza karena itu tidak melanggar hukum AS. Ironisnya setelah itu pemerintah mengakui situasi kemanusiaan di Gaza masih mengerikan.
Penilaian tersebut dilakukan setelah AS, dalam surat pada 13 Oktober, memberikan kepada Israel daftar langkah-langkah yang harus dilakukan dalam waktu 30 hari, untuk mengatasi situasi yang memburuk di Gaza. Gedung Putih memperingatkan bahwa kegagalan untuk memenuhi daftar tersebut bisa berdampak pada bantuan militer AS.
Thomas-Greenfield menambahkan, Israel sedang berupaya untuk menerapkan 12 dari 15 langkah tersebut.
"Kita perlu melihat semua langkah dilaksanakan sepenuhnya dan berkelanjutan dan kita perlu melihat peningkatan konkret dalam situasi kemanusiaan di lapangan," katanya.
Selain mengizinkan truk bantuan masuk Gaza, Israel juga harus memproses pelanggaran hukum terus-menerus, dan menerapkan jeda pertempuran di sebagian besar wilayah Gaza guna memungkinkan bantuan menjangkau mereka yang membutuhkan.
Dua lembaga bantuan PBB mengatakan, hampir 100 truk membawa makanan untuk warga Palestina dijarah dengan kejam pada 16 November. Kejadian itu merupakan salah satu pencurian bantuan terburuk selama perang.