Solusi Ridwan Kamil agar Warga Jakarta Tak Kena Banjir dan Macet Lagi
JAKARTA, iNews.id - Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengungkapkan apa dilakukannya untuk warga Jakarta dalam membantu meminimalkan banjir di Ibu Kota. Saat menjadi Gubernur Jawa Barat, Bang Emil membangun Bendungan Sukamahi dan Ciawi yang mampu menahan 30 persen debit air hujan sebelum tumpah ke Jakarta.
"Menurut Pak Basuki dari PUPR. Dua bendungan itu bisa menahan 30 persen air sebelum digelontorkan ke Jakarta, jadi banjir bisa ditahan dulu beberapa jam. Setelah itu, baru dibuang. Saya, Ridwan Kamil, sebagai Gubernur Jawa Barat (saat itu), ikut membantu mewujudkan pembebasan lahan untuk waduk tersebut, guna menolong warga Jakarta," ujarnya dalam debat Pilkada Jakarta, Minggu (17/11/2024).
RK sempat mempertanyakan efektivitas dua bendungan tersebut dalam mengatasi banjir Jakarta kepada Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun. Dharma mengaku tak mudah menjawabnya. Atas dasar itu, RK menjelaskannya kepada calon gubernur nomor urut 2 itu.
Menurut RK, selama dia menjabat Gubernur Jawa Barat, dia sudah lebih dahulu memerhatikan masyarakat Jakarta dalam masalah banjir yang kerap melanda.
"Itulah sumbangan Jawa Barat untuk pengurangan banjir di Jakarta. Kami juga menanam 80 juta pohon selama 5 tahun, karena memang ada krisis lingkungan. Sebelumnya mungkin kondisi lingkungan kurang baik, namun setelah itu ada progres yang lebih baik," katanya.
Sementara terkait kemacetan yang juga kerap terjadi di Jakarta, RK mengaku ingin membenahi tata kota agar tak terpusat di tengah kota. Selain itu, dia akan memperluas transportasi publik ke wilayah aglomerasi.
"Jika Jakarta mau mengurangi kemacetan, selain perluasan transportasi publik, mari kita benahi tata ruangnya. Salah satunya adalah dengan mengurangi pusat kantor pemerintahan di pusat kota. Tentu ini harus didialogkan dengan stakeholder di Jakarta," kata dia.
"Tinggal kita bikin pusat bisnis baru, dengan entertainment-nya, yang merupakan akumulasi dari perkantoran-perkantoran pemerintahan Jakarta dari BUMD. Sehingga, lahan-lahan yang ada di kota bisa difungsikan untuk fungsi-fungsi kota global, yang menjadi ciri pergaulan internasional," tambahnya.
Dengan tidak terpusatnya pergerakan ke tengah kota, maka kemacetan akan sedikit terurai. Jika kemacetan terurai, dengan sendirinya polusi akan berkurang.
"Maka nanti daerah Sudirman, Thamrin, Monas akan lebih leluasa, lebih luas. Yang namanya traffic atau lalu lintas, siapa yang diuntungkan? Warga. Siapa yang bikin betah? Nanti turis-turis merasa bahwa tidak ada kemacetan lagi di pusat kota," kata dia.