Survei Indikator Politik Pilgub Jateng: Ahmad Luthfi Unggul Tipis 1,9 Persen dari Andika
JAKARTA, iNews.id - Lembaga Indikator Politik Indonesia mengungkapkan calon Gubernur Jateng nomor urut 2, Ahmad Luthfi masih unggul di survei empat nama pada Pilgub Jateng 2024.
Dari survei dengan empat nama, bahwa Ahmad Luthfi berhasil mendapatkan angka 39,82 persen disusul Andika Perkasa 38,53 persen. Selanjutnya, Taj Yasin Maimoen yang merupakan Wakil dari Ahmad Luthfi dengan angka 3,75 persen. Hendrar Prihadi (Hendi) sebesar 1,44 persen dan tidak menjawab di angka 16,38 persen.
“Meskipun Ahmad Luthfi sedikit di atas Andika, tetapi kita tidak bisa memiliki kesimpulan yang konklusif bahwa Luthfi secara meyakinkan mengungguli Andika karena keunggulannya itu kurang lebih sekitar 1,9 persen sementara margin of error kita itu 2,3 persen plus minus. Artinya kalau misalnya keunggulannya itu signifikan harusnya dua kali margin of error, dua kali 2,3 persen. Ini kan faktanya tidak,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam Konferensi Pers secara virtual, Minggu (17/11/2024).
Sebelumnya, Indikator Politik melakukan survei dengan metode wawancara dengan penarikan sampel sebanyak 1900 responden lewat metode wawancara pada 7 hingga 13 November 2024. Dengan asumsi metode simple random sampling yang memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2.3 pada tingkat kepercayaan 95.
“Sekarang (simulasi) empat nama, dua calon gubernur, dua calon wakil gubernur, ini kalau kita lihat di sini lagi-lagi yang menyebut Ahmad Luthfi dengan Andika itu statistically dead head, kita nggak tahu siapa yang menyebut,” ujar Burhanuddin.
“Ya artinya meskipun secara absolut sedikit di atas Andika itu waktu survei dilakukan tanggal 7 sampai 13 itu belum bisa tidur nyenyak,” katanya.
Burhanuddin mengatakan bahwa yang terjadi dalam simulasi empat nama dimana ada kenaikan eksponensial Andika di bulan September sampai Oktober. Namun, tambah Burhanuddin, bahwa antara Oktober hingga November Indikator Politik menemukan pola trend dukungan juga yang sebelumnya mengalami kenaikan eksponensial yang mengalami stagnasi. Begitu pula dengan Ahmad Luthfi yang elektabilitasnya juga mengalami stagnan.
“Tetapi saat yang sama Lutfi juga elektabilitasnya stagnan. Jadi begitu ya. Jadi satu bulan terakhir itu yang kita bisa simpulkan dari data ini adalah terjadi stagnasi dari Luthfi maupun Andika. Tetapi yang menarik terutama buat kalau misalnya kalau, misalnya nih ya elektabilitas Andika itu masih positif dalam pengertian trennya itu berlanjut di bulan November, itu harusnya udah closing. Artinya dia udah menyalip elektabilitas Luthfi, kita tidak atau belum menemukan itu,” katanya.
“Jadi yang kita temukan Andika kurang berhasil memanfaatkan momentum sebelumnya ketika elektabilitasnya mengalami tren positif di survei awal November elektabilitas Andika trennya terkoreksi minimal stagnan, tidak sampai negatif tetapi stagnan,” katanya.