Ini 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi Udara di Jakarta

Ini 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi Udara di Jakarta

Terkini | inews | Jum'at, 15 November 2024 - 10:51
share

JAKARTA, iNews.id - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil mengungkapkan pemimpin punya tugas sebagai pengambil keputusan dan pemberi harapan kepada warganya. Dalam menjalankan tugas, pemimpin butuh kolaborasi dari semua pihak agar realisasinya bisa maksimal.

"Pemimpin itu tidak bisa melakukan semuanya. Kalau pemimpinnya kurang berilmu, nanti butuh dibantu oleh masyarakat," ujar RK dalam diskusi bertajuk "Menantang Cagub Jakarta Selesaikan Polusi Udara" di Norae Coffee And Eatery, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).

Dalam diskusi itu, Ridwan Kamil menerima pertanyaan dari salah satu peserta diskusi. Pertanyaan itu, "Jika terpilih sebagai gubernur Jakarta, beranikah Ridwan Kamil menargetkan kualitas udara di Jakarta sesuai standar WHO?"

Tingkat pencemaran udara di Jakarta berada di atas 60 µg/m2. Sementara standar WHO tiga kali lebih rendah dari itu atau 20µg/m2. 

"Saya berani, asal dibersamai," kata Ridwan Kamil. 

Pria yang akrab dipanggil Kang Emil ini mengatakan jika dipercaya menjadi orang nomor satu di Jakarta, dirinya akan berdiskusi dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) dan pihak-pihak terkait untuk membuat kualitas udara di Jakarta lebih baik.

"Konsep kami itu kan DKI, Desentralisasi, Kolaborasi, dan Inovasi. Saya butuh kolaborasi dari berbagai pihak termasuk civil society untuk merealisasikan ide-ide saya dalam mengurangi polusi," ujarnya. 

Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) ini lantas memaparkan 12 langkah atau kebijakan untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

Pertama, membereskan tata ruang dengan menghadirkan zona live, work and play. "Kami ingin menghadirkan budaya baru, bagaimana warga tetap produktif namun minim mobilitas. Pola pikirnya harus baru, untuk produktif tidak lagi harus banyak mobilitas. Makanya, saya ingin memperbanyak zona perkantoran di banyak tempat di Jakarta," ujar dia.

Kedua, menata transportasi atau memperluas transportasi publik. Ke depan, operasional TransJakarta akan diperluas sampai daerah aglomerasi seperti Bogor, Bekasi dan Tangerang. Sebab, data menyebutkan ada sekitar 2 juta warga yang lalu lalang di Jakarta untuk mencari nafkah. 

Ketiga, membuat kebijakan terkait kendaraan listrik. Keempat, melakukan penataan waktu bekerja dengan menghadirkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home policy). 

Kelima, menegakkan kebijakan tentang uji emisi. Keenam, mengusung tata hijau dengan memperbanyak aktivitas penanaman pohon.

"Kami menargetkan dalam lima tahun bisa menanam 3 juta pohon dengan harapan bisa mengurangi suhu Jakarta hingga sekitar 2 derajat," jelasnya.
 
Ketujuh, mengusung kebijakan pro green space. Menurut dia, di Jakarta masih ada banyak ruang yang bisa dimanfaatkan menjadi ruang hijau. 

"Saya inginnya selama kavling tersebut belum dibangun, pemprov DKI akan meminjam lahan tersebut untuk dimanfaatkan, dibangun lahan hijau," jelasnya.

Kedelapan, menghadirkan rooftop garden. Ke depan gedung yang memiliki atap datar akan diwajibkan untuk ditanami pohon. Kesembilan, mengusung tata teknologi agar kebijakan yang diambil sesuai dengan data yang ada.

Sepuluh, menghadirkan truk embun. Sebelas, mengusung pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. kedua belas, melakukan tata anggaran untuk merealisasikan climate budget. 

"Truk embun ini sudah dilakukan di China. Setiap pagi, truk ini bertugas menyemprotkan H2O untuk mengurangi partikel yang menyebabkan polusi. Cara ini tentu butuh teknologi agar keputusan bisa diambil dengan bijaksana dan sesuai data yang ada," ujarnya.

Topik Menarik