Arahan Gibran untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Utamakan Dialog

Arahan Gibran untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Utamakan Dialog

Terkini | inews | Jum'at, 15 November 2024 - 07:23
share

JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengingatkan semua pihak berdialog dengan warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Relokasi harus dilakukan perencanaan matang melalui survei lapangan dalam menentukan lokasi yang akan dibangun.

“Pastikan dalam menentukan titik lokasi yang baru ini untuk lebih dulu berdialog dengan warga. Jangan sampai nanti sudah dibangun, tapi tempatnya tidak ditinggali. Pastikan juga nanti dari pemangku wilayah, pastikan fasum-nya juga siap,” ujar Gibran saat meninjau pengungsi korban erupsi di NTT, Jumat (15/11/2024).

Gibran menekankan, setelah evakuasi serta penampungan jangka pendek, menengah dan panjang harus segera dipetakan proses relokasi warga ke permukiman lebih baik. Hal ini harus dilakukan dengan cepat agar warga dapat kembali beraktivitas kembali dan roda ekonomi daerah kembali berjalan seperti sedia kala.

“Jadi Bapak Ibu, warga yang ada di pengungsian ini sudah dalam keadaan sulit, birokrasinya jangan dipersulit lagi dengan proses-proses assessment berbelit-belit. Kita ingin yang cepat,” katanya.

Gibran pun menyoroti pentingnya menjaga kesehatan warga pengungsi, terutama bagi yang lebih rentan terkena penyakit. Menurutnya, kelompok rentan tersebut membutuhkan perhatian lebih.

“Pastikan selama masa-masa darurat ini makanannya cukup. Mohon atensi khusus untuk ibu hamil, ibu menyusui, lansia, difabel, dan juga anak-anak. Pastikan tidak ada penyakit-penyakit selama masa-masa pengungsian,” ucapnya.

Sejalan dengan Wapres, sebelumnya Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait melaporkan jajarannya telah melakukan survei di dua lokasi pengungsian dan berdialog dengan warga terkait relokasi ke hunian permanen.

“Pak Wapres, kami sudah survei dua lokasi pengungsian. Karena kami mendapatkan arahan dari Pak Wapres dan Presiden untuk memakai pola dialog,” ujarnya.

Menurut Maruarar, pada prinsipnya para pengungsi siap direlokasi untuk melanjutkan hidup yang lebih baik lagi.

“Kami tanya anak-anaknya mau pindah atau tidak, jawabannya mau pindah, Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak jawabannya mau pindah alasannya mereka sudah trauma karena beberapa tahun lalu itu telah mengalami hal sama dan ada korban jiwa,” kata Maruarar.

Topik Menarik