Israel Klaim Bunuh Hashem Safieddine Calon Pemimpin Hizbullah

Israel Klaim Bunuh Hashem Safieddine Calon Pemimpin Hizbullah

Terkini | inews | Rabu, 23 Oktober 2024 - 07:11
share

BEIRUT, iNews.id - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah membunuh calon pemimpin Hizbullah Hashem Safieddine. Dia disebut-sebut sebagai calon pengganti Hassan Nasrallah yang terbunuh dalam serangan militer Zionis pada 27 September.

Dalam penyataan di media sosial X, IDF menyebut Safieddine terbunuh bersama kepala kantor intelijen Hizbullah Hossein Ali Al Zima dalam serangan di Marijah, Beirut.

Beberapa komandan Hizbullah lainnya juga disebutkan tewas dalam serangan tersebut.

"IDF saat ini bisa mengonfirmasi bahwa Hashem Safieddine, Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, dan Ali Hussein Hazima, Komandan Kantor Intelijen Hizbullah, telah dilenyapkan oleh IDF, bersama dengan komandan-komandan Hizbullah lainnya," bunyi pernyataan IDF, dikutip dari Al Jazeera.

Hizbullah belum memberikan keterangan mengenai kondisi terkini Safieddine.

Israel melancarkan serangan beruntun secara besar-besaran di pinggiran Beirut pada 5 hingga 6 Oktober. Serangan itu benar-benar meluluhlantakkan Marijah.

Safieddine bersama para pejabat Hizbullah lainnya dilaporkan sedang berada di markas bawah tanah saat serangan udara berlangsung. Serangan yang terus menerus dilakukan pasukan Israel setelah itu membuat tim medis dan SAR tak bisa mengakses lokasi itu selama beberapa hari setelahnya.

Menjabat sebagai Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Safieddine merupakan orang terkuat di kelompok tersebut setelah tewasnya Nasrallah yang juga sepupunya.

Hizbullah belum mengumumkan siapa pengganti Nasrallah namun ada beberapa nama yang muncul, salah satunya Safieddine.

Portal berita Amerika Serikat, Axios, mengutip pernyataan dua pejabat Israel, melaporkan Safieddine menjadi incaran militer dalam beberapa kali serangan ke Beirut.

"Sasaran serangan Israel di Beirut adalah pemimpin senior Hizbullah Hashem Safieddine yang kemungkinan merupakan calon pengganti Hassan Nasrallah, dua pejabat Israel memberi tahu saya," kata Barak Ravid, jurnalis Axios.

Topik Menarik