Riset Ungkap Perusahaan di Indonesia Berlomba Adopsi Teknologi AI

Riset Ungkap Perusahaan di Indonesia Berlomba Adopsi Teknologi AI

Terkini | inews | Rabu, 16 Oktober 2024 - 22:32
share

JAKARTA, iNews.id - Perusahaan di Indonesia berlomba mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan. Ini dapat dilihat dari riset terbaru Salesforce yang mengungkap teknologi AI generatif merupakan satu dari tiga prioritas bisnis teratas 82 persen eksekutif perusahaan (C-Suite) di Indonesia.

Dalam riset yang melibatkan 207 pimpinan perusahaan berskala besar, 50 persen mengatakan perusahaannya telah memiliki strategi AI generatif yang jelas. Sementara 42 persen tengah menyusun strategi AI generatif untuk bisnis.

Sebab itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba menjadi yang terdepan dalam mengadopsi AI. Riset mengindikasikan perusahaan-perusahaan yang belum mengimplementasikan AI berpotensi kalah dalam persaingan dengan mereka yang sudah melakukannya. 

"Penerapan AI generatif dalam proses CRM dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas dengan memperdalam wawasan perusahaan," ujar Chief Commercial Officer Telin, Kharisma di Jakarta, Rabu (16/10/2024).

Dia mengungkapkan gelombang perubahan penggunaan chatbot dan copilot ke penggunaan agen-agen AI otonom bisa datang lebih cepat. Bahkan, saat ini disinyalir telah terjadi pergeseran besar menuju agentic systems. 

Ini terlihat dari 100 persen dari C-Suite di Indonesia yang menjadi responden meyakini dalam waktu 3 tahun ke depan AI sudah bisa diandalkan untuk mengerjakan satu dari tiga pekerjaan, seperti penulisan, memperhalus tulisan, serta bantuan untuk membereskan masalah IT karyawan sehari-hari.

Country Leader, Indonesia, Salesforce, Iman Muhammad mengatakan, para CEO melirik AI sebagai solusi untuk menciptakan nilai tambah yang terukur dan dalam menjaga daya saing bisnis. Langkah pertama yang harus diambil adalah melakukan unifikasi data. 

"Dalam setiap perbincangan saya dengan para pimpinan perusahaan tentang implementasi AI, kami selalu berkesimpulan bahwa data yang dapat diakses dalam satu tempat sangat penting untuk meningkatkan diperolehnya manfaat positif serta tingkat akurasi dari pengimplementasian AI," ujarnya. 

"Tanpa membangun pemahaman terhadap masing-masing pelanggan, berbagai inisiatif AI generatif yang diterapkan perusahaan akan tidak maksimal,” kata Imam. 

Adapun dalam survei, beberapa faktor kunci yang mendorong pengadopsian AI generatif, antara lain pengalaman pelanggan serta karyawan inovatif terhadap pasar sebanyak 49 persen. Kemudian, ekspektasi pelanggan untuk dihadirkan pengalaman layanan yang makin cepat dan tepersonalisasi 46 persen. Adapun kebutuhan karyawan menggunakan tools AI generatif 42 persen.

Para C-Suite di Indonesia sangat optimistis perihal pengintegrasian teknologi AI generatif ke dalam bisnis. Mereka juga melakukan aksi nyata agar langkah ini berhasil. 

C-Suite juga mengungkapkan IT (41 persen) merupakan lini bisnis paling terdampak dengan adanya teknologi AI generatif, melebihi dampak yang dirasakan bagian front-office, seperti customer service (32 persen), pemasaran (26 persen), serta penjualan (18 persen), meskipun merekalah yang berhadapan langsung dengan pelanggan.

Meski penggunaannya sudah meluas, 93 persen dari para C-Suite percaya masih ada beberapa faktor yang menghambat pengadopsian AI generatif dalam bisnis mereka. 

Topik Menarik