Prabowo Sebut Banyak yang Pesimistis soal Hilirisasi: Tidak Suka Indonesia Bangkit!

Prabowo Sebut Banyak yang Pesimistis soal Hilirisasi: Tidak Suka Indonesia Bangkit!

Ekonomi | inews | Kamis, 10 Oktober 2024 - 08:46
share

JAKARTA, iNews.id - Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengakui masih ada pihak yang pesimistis dengan program hilirisasi. Padahal, program itu telah digaungkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). 

Menurut Prabowo, hilirisasi bersifat mutlak karena merupakan kunci kebangkitan Indonesia. Pasalnya, hilirisasi merupakan langkah awal Indonesia melakukan industrialisasi.

"Bersyukur kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, kita memiliki cadangan bauksit salah satu terbesar di dunia, copper kalau tidak salah kita ketujuh di dunia, kita punya thorium, uranium, rare earth," ujar di di BNI Investor Daily Summit 2024, Rabu (9/10/2024).

"(Memang) ada pihak-pihak yang selalu entah pesimistis atau memang sengaja tidak suka kalau Indonesia bangkit. Jadi sodara-sodara dari itu semua swasembada pangan, swasembada energi, hilirisasi salah satu tugas didepan kita adalah menyelamatkan anak-anak kita," tutur dia.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku dirinya memang pernah disentil  Wakil Presiden ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) karena pemerintah membesarkan proyek hilirisasi atau pembangunan smelter di dalam negeri. 

"Saya pernah disentil oleh Pak JK 'Lil, itu investasi nikel itu jangan dibesarkan-besarkan karena yang dapat untung banyak kan bukan dalam negeri, luar negeri, nilai tambahnya itu luar negeri'," ucap Bahlil dalam acara BNI Investor Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (9/10/2024).

Bahlil menjelaskan bahwa izin tambang saat ini mayoritas dimiliki dalam negeri. Namun sayang, industri hilirisasinya 85 persen masih dikuasai oleh investor asing. 

"Untuk izin tambang 85 persen sampai 90 persen itu dalam negeri, dimiliki oleh putra-putri terbaik Republik Indonesia dan BUMN. Tetapi untuk industrinya itu saya jujur mengatakan dikuasai 85 persen oleh asing," ucap dia.

Bahlil mengungkapkan satu alasan industri hilirisasi tambang di Indonesia masih didominasi oleh asing karena perbankan luar negeri lebih berminat memberikan kredit investasi dibandingkan perbankan dalam negeri.

Topik Menarik