RK Tegaskan Program Maghrib Mengaji Tak Hanya untuk Akomodasi Satu Agama

RK Tegaskan Program Maghrib Mengaji Tak Hanya untuk Akomodasi Satu Agama

Terkini | inews | Senin, 7 Oktober 2024 - 17:43
share

JAKARTA, iNews.id - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) menegaskan pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) merupakan pasangan yang menjunjung tinggi Pancasila. Oleh karenanya ia membantah hanya mengakomodasi umat muslim pada program kerjanya.

Hanya gara-gara menyebut Maghrib Mengaji, seolah-olah ada deklarasi Jakarta hanya untuk satu agama, kata Ridwan Kamil kepada wartawan, Senin (7/10/2024).

Ridwan Kamil menegaskan Jakarta merupakan representasi Indonesia yang merupakan Pancasila. Oleh karenanya dia meyakini bahwa setiap pemimpin harus menjunjung tinggi Pancasila sebagai nilai tertinggi yakni adil untuk semua golongan.

Satu-satunya pasangan, boleh cek di KPU, yang menuliskan visi misinya, ada tulisan manusia Pancasila hanya pasangan RIDO, itu artinya kami sangat komit bahwa landasan berfikir pasangan RIDO pasti dasarnya hanya satu yang namanya Pancasila, tegas dia.

Dia lantas menjelaskan soal program Maghrib Mengaji. Menurutnya program itu digagas Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Kang Emil kemudian bercerita bahwa program itu masih diminati sejumlah masyarakat.

Waktu kita blusukan ada aspirasi untuk disempurnakan dan dilanjutkan, maka saya sebagai Calon Gubernur yang sudah komit bahwa yang baik-baik dari pemimpin sebelumnya akan dilanjutkan, termasuk Maghrib Mengaji, ungkapnya.

Meski demikian, dia melanjutkan Maghrib Mengaji bukan semata-mata tidak memiliki program untuk umat beragama lainnya. Sebaliknya program itu justru bakal disempurnakan agar umat agama lainnya mendapatkan fasilitas serupa.

Cuma akan disempurnakan supaya golongan agama lain yang setara pengkajian kita bantu apa? Fasilitasi juga, ungkap dia.

Ia lantas mencontohkan terhadap program Mantan Gubernur DKI Jakarta lainnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok saat itu mempunyai program memberangkatkan umroh marbot, aspirasi itu pun muncul kembali di tengah masyarakat.

Nanti yang petugas gereja ingin ke Vatikan, kita fasilitasi dengan sebuah cara. Agama lain ingin ke tempat suci lain kita fasilitasi juga. Itulah rasa adil kami yang harus dipahami, tandasnya.

Topik Menarik