Whoosh Bisa Hemat Biaya BBM Rp3,2 Triliun per Tahun, Ini Rinciannya

Whoosh Bisa Hemat Biaya BBM Rp3,2 Triliun per Tahun, Ini Rinciannya

Ekonomi | inews | Rabu, 2 Oktober 2024 - 14:23
share

JAKARTA, iNews.id - Kereta Cepat Indonesia Indonesia-China (KCIC) mencatat jumlah penumpang Whoosh sebesar 5,4 juta orang sejak beroperasi pada 17 Oktober 2023. Dari perjalanan itu, biaya BBM hampu dihemat hingga Rp3,2 triliun per yahun.

Menurut General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa, saat ini operasional kereta cepat per harinya mencapai 48 perjalanan. Perluasan volume perjalan ini lantaran Whoosh menjadi transportasi modern untuk masyarakat.

Dia memastikan, Whoosh memberikan dampak perekonomian nasional. Berdasarkan studi dari Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia (UI), Whoosh dapat menghemat anggaran hingga triliunan rupiah.

“Sejak diluncurkan, kehadiran Whoosh juga memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia secara umum melalui berbagai manfaat sosial dan ekonomi yang turut dihadirkan,” ujar Eva, melalui keterangan pers, Selasa (1/10/2024). 

Rincian penghematan berkat Whoosh. Klik halaman selanjutnya>>>

Berdasarkan studi Polar UI, kata Eva, Whoosh bisa mengurangi biaya kecelakaan senilai Rp2,91 miliar per tahun, menghemat biaya perbaikan infrastruktur Rp19 miliar per tahun, mengurangi emisi kendaraan sebesar Rp6,8 miliar per tahun, dan penghematan biaya bahan bakar (BBM) sebesar Rp3,2 triliun per tahun.

Penghematan tersebut dihitung dari pengurangan rasio kecelakaan akibat peralihan penggunaan moda transportasi pribadi ke Whoosh, penghematan biaya yang merupakan hasil dari pengurangan penggunaan mobil pribadi di jalan tol.

Lalu, pengurangan emisi karbon dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, dan penghematan bahan bakar sebagai akibat dari peralihan pengguna mobil pribadi ke Kereta Cepat, yang lebih efisien dalam penggunaan energi.

“Manfaat perekonomian juga terjadi pada peningkatan nilai kawasan yang ada di sepanjang jalur dan sekitar stasiun Whoosh. Banyaknya penumpang yang mulai melakukan perjalanan komuter antara Bandung dan Jakarta, memicu tumbuhnya pemukiman-pemukiman baru di sekitar stasiun Whoosh,” ucap dia.

Dengan tumbuhnya kawasan pemukiman baru, maka tumbuh pula pusat-pusat perekonomian baru untuk menunjang wilayah tersebut. Tumbuhnya pasar tradisional, pusat perbelanjaan, rumah makan, destinasi wisata, dan berbagai pusat aktivitas penunjang lainnya. 

Keberadaan Whoosh juga mendorong peningkatan aksesibilitas pada suatu kawasan. Contohnya melalui dukungan pemerintah, telah terdapat pembukaan akses tol baru, peningkatan kualitas jalan nasional maupun daerah, serta hadirnya intergrasi antarmoda yang memudahkan masyarakat dalam bermobilitas.

KCIC juga berupaya menunjang peningkatan produktivitas masyarakat di sepanjang trase kereta cepat melalui pengembangan superblok dan kawasan terintegrasi atau Transit Oriented Development (TOD).

“Salah satu kawasan TOD yang sedang dikembangkan adalah di sekitar Stasiun Halim. Kawasan ini dirancang sebagai kawasan urban berintensitas tinggi yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal, memungkinkan masyarakat untuk mengakses berbagai fasilitas dengan mudah,” kata dia.

Topik Menarik