Uni Eropa: Tak Ada yang Mampu Setop Netanyahu Perang di Timur Tengah, termasuk AS

Uni Eropa: Tak Ada yang Mampu Setop Netanyahu Perang di Timur Tengah, termasuk AS

Terkini | inews | Sabtu, 28 September 2024 - 10:28
share

NEW YORK, iNews.id - Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyuarakan penyesalannya karena tidak ada kekuatan, termasuk Amerika Serikat, yang dapat menghentikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melancarkan perang di Timur Tengah. Dia melihat Netanyahu begitu berambisi untuk menghancurkan para pejuang di Gaza dan Lebanon.

"Apa yang kami lakukan adalah memberikan semua tekanan diplomatik untuk gencatan senjata, tetapi tampaknya tidak seorang pun mampu menghentikan Netanyahu, baik di Gaza maupun di Tepi Barat," kata Borrell kepada sekelompok kecil wartawan saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York, Jumat (27/9/2024) waktu AS.

Borrell mengatakan, dia mendukung inisiatif Prancis dan Amerika Serikat untuk gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon. Namun proposal itu malah diabaikan oleh Israel dengan meningkatkan serangannya terhadap target-target Hizbullah di Lebanon, dalam operai militer yang telah berlangsung beberapa hari dan menewaskan ratusan orang.

Borrell mengatakan, Netanyahu berkeras bahwa Israel tidak akan berhenti menggempur Lebanon sampai Hizbullah dihancurkan. Operasi itu seperti yang dilakukannya dalam perang di Jalur Gaza yang sudah berlangsung hampir setahun melawan pejuang Hamas.

"Jika penafsiran tentang penghancuran (Hizbullah) sama dengan Hamas, maka kita akan terlibat dalam perang yang panjang," kata Borrell.

Diplomat Uni Eropa itu kembali menyerukan diplomasi dengan pendekatan yang lebih beragam selain Amerika Serikat. Sebelumnya, upaya negosiasi selama berbulan-bulan gagal meraih gencatan senjata di Gaza yang mencakup pembebasan para tawanan Israel dari wilayah kantong Palestina itu.

"Kita tidak bisa hanya bergantung pada AS. AS sudah mencoba beberapa kali, tetapi tidak berhasil," katanya.

Netanyahu dalam pidatonya di PBB pada Jumat bersumpah untuk terus memerangi Hizbullah. Kelompok yang didukung Iran itu secara sporadis menyerang Israel dengan roket-roketnya sejak Hamas melancarkan serangan besar-besaran pada 7 Oktober terhadap Israel Utara.

Topik Menarik