Makna Lagu Peradaban - Feast, Lengkap dengan Liriknya
JAKARTA, iNews.id - Makna lagu Peradaban Feast jadi informasi yang paling dicari. Sebab, lagu yang dipopulerkan oleh band Feast ini kerap dijadikan sebagai backsound video di media sosial oleh banyak netizen.
Sebagai informasi, Feast merupakan grup musik beraliran Rock yang beranggotakan Baskara Putra, Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda Putra, Fadli Fikriawan Wibowo, dan Adrianus Aristo Haryo.
Awal mula terbentuknya band Feast ini adalah dari sekumpulan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Indonesia.
Selain rock, band yang dibentuk pada 2012 ini memiliki beberapa turunan musik, diantaranya adalah Alternative Rock, Heavy Metal, Punk Rock, Indie Rock, Stoner Rock, Rock Progresif dan masih banyak lainnya.
Salah satu lagu populer dari band Feast adalah Peradaban.Meski lagu ini telah dirilis pada 2018, nyatanya masih banyak orang yang memutarnya di berbagai aplikasi musik.
Makna Lagu Peradaban - Feast
Menurut berbagai sumber, Kamis (22/8/2024), dalam lagu Peradaban ini Feast ingin menyampaikan kritik terhadap berbagai fenomena radikalisme yang kerap terjadi di Indonesia.
Kritikan tersebut terlihat jelas pada video klipnya yang sedikit sensitif. Meski begitu, visual pada video tersebut nyatanya cukup mewakili kekesalan atas tragedi yang terjadi di Tanah Air sedekade terakhir.
Band Feast mengaku jika lagu Peradaban terinspirasi dari kekesalan mereka terhadap insiden bom di Surabaya yang terjadi pada 2018 silam.
Lirik Lagu Peradaban - Feast
Bawa pesan ini ke persekutuanmu
Tempat ibadah terbakar lagi
Bawa pesan ini lari ke k'luargamu
Nama kita diinjak lagi
Bagai keset "Selamat datang"
Masuk kencang tanpa diundang
Ambil minum, lepas dahaga
Rampas galon, dispenser pula
Yang jadi saksi harus kuat
Tak terbutakan dunia, akhirat
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Gapura hancur dibangun lagi
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam 'tuk diobati
Kar'na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam 'tuk diobati
Kar'na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Beberapa orang menghakimi lagi
Walaupun diludahi zaman seribu kali
Beberapa orang memaafkan lagi
Walau sudah ditindas habis berkali-kali
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam 'tuk diobati
Kar'na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam 'tuk diobati
Kar'na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Kar'na kehidupan tidak ternodai
Maknanya jika kau tak sepaham dengan kami
Kar'na kematian tanggungan pribadi
Bukan milik siapa pun untuk disudahi
Budaya, bahasa berputar abadi
Jangan coba atur tutur kata kami
Hidup tak sependek penis laki-laki
Jangan coba atur gaya berpakaian kami
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Hobi Pangeran William yang Tak Disukai Keluarga Kerajaan hingga Buat Kate Middleton Ketar-ketir
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Demikian makna lagu Peradaban Feast. Selamat bernyanyi.