Perbandingan Kehidupan Meghan Markle dan Putri Diana, Benarkah Sama-sama Ditekan Berlebihan?

Perbandingan Kehidupan Meghan Markle dan Putri Diana, Benarkah Sama-sama Ditekan Berlebihan?

Gaya Hidup | sindonews | Sabtu, 2 November 2024 - 17:00
share

Perbandingan kehidupan Meghan Markle dan Putri Diana menjadi ulasan menarik untuk disimak. Meski hidup sebagai generasi berbeda di keluarga Kerajaan Inggris, keduanya sering dibandingkan satu sama lain karena alasan tertentu.

Pada satu sisi, Meghan Markle adalah istri dari Pangeran Harry, pewaris takhta Kerajaan Inggris urutan kelima. Sementara Putri Diana merupakan ibu kandung dari Pangeran Harry yang dulunya menikah dengan Raja Charles III.

Seiring mencuatnya sorotan yang mengarah kepada Meghan karena membuat Harry keluar sebagai bangsawan senior pada 2020, banyak orang yang membandingkannya dengan Diana. Beberapa melihat bahwa keduanya punya sejumlah kemiripan yang kurang menyenangkan, termasuk soal tekanan pers.

Berikut perbandingan kehidupan Meghan Markle dan Putri Diana dilansir dari US Magazine, Sabtu (2/11/2024).

Perbandingan Kehidupan Meghan Markle dan Putri Diana

1. Putri Diana

Foto/People

Putri Diana menikah dengan Pangeran Charles, pewaris takhta Kerajaan Inggris pada Juli 1981. Setelah pernikahan itu, ia dengan cepat berubah menjadi ikon internasional yang senantiasa mendapat perhatian media.

Dilansir dari US Magazine, Diana yang waktu itu baru berusia 19 tahun telah bertunangan dengan Charles pada 1981. Sebelum benar-benar menikah, harus diakui bahwa dirinya telah terintimidasi oleh gagasan kehidupan kerajaan.

Benar saja, setelah menikah bersama Charles, Diana segera menyadari bahwa tidak ada buku panduan apa pun untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di dalam istana. Bukan hanya soal adaptasi yang cepat, tetapi juga mengenai sikap-sikap tertentu yang diberikan kepada publik.

Diana bahkan sempat mengalami kondisi yang kurang baik selama kehamilan anak pertama, Pangeran William. Ia kemudian mengalami depresi pascapersalinan. Belum selesai dengan itu, Diana tetap harus berupaya untuk mengatasi tekanan kehidupan kerajaan.

"Mungkin saya adalah orang pertama di keluarga ini yang pernah mengalami depresi atau menangis secara terbuka. Ketika tidak ada yang mendengarkan Anda, atau kita merasa tidak ada yang mendengar, segala macam hal mulai terjadi," kata Diana seraya mencatat bahwa ia merasakan banyak dukungan dari masyarakat, tetapi tidak begitu banyak dari Keluarga Kerajaan.

Setelah berpisah dari Charles, Diana menyadari bahwa orang-orang di sekitar istana mulai memperlakukannya secara berbeda. Ia juga merasa selalu menjadi berita utama di koran setiap hari, bahkan lebih buruk setelah pernikahannya dengan Charles dulu.

Pada akhir 1993, Diana memutuskan untuk menarik diri dari kehidupan publik di tengah tekanan yang tidak dapat ditoleransi dan banyaknya narasi kejam tentang perpisahannya. Putri Wales itu menuntaskan perceraiannya dengan Charles pada Agustus 1996.

Penulis dan pakar kerajaan, Katie Nicholl, mengatakan kepada Radio 1 Newsbeat bahwa Diana selama hidupnya telah menjadi ikon kerajaan yang tidak ada duanya. Namun, sang pakar menambahkan bahwa seiring bertambahnya ketenaran, Diana juga menerima lebih banyak komentar negatif.

"Diana dikritik di media. Dia adalah orang paling terkenal di dunia dan paparazzi selalu hadir dalam kehidupan Pangeran William dan Harry," jelas Katie.

Tak lama setelah perceraiannya, Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di terowongan Pont de l'Alma di Paris pada Agustus 1997. Harry waktu itu baru berusia 12 tahun. Diana adalah orang yang paling sering difoto di dunia. Ke mana pun ia pergi, ada sejumlah besar jurnalis dan fotografer yang siap meliput setiap gerakannya.

Harry sendiri mengaitkan hal tersebut dengan insiden kematian ibunya. Hal ini diketahui setelah pengemudi maut, Henri Paul, disebut mengendara dalam kondisi mabuk dan mobil itu juga diikuti oleh paparazzi dengan sepeda motor. Pada akhirnya, investigasi pengadilan menemukan Diana telah dibunuh secara tidak sah sebagai akibat dari kelalaian besar dari pengemudi dan paparazzi.

"Saya pikir salah satu hal yang tersulit untuk diterima adalah kenyataan bahwa orang-orang yang mengejarnya ke dalam terowongan adalah orang yang sama yang mengambil fotonya sekarat di kursi belakang mobil," kenang Harry.

2. Meghan Markle

Foto/People

Setelah mengumumkan hubungannya dengan Harry ke publik pada 2016, Meghan menjadi sorotan utama dan target tabloid Inggris karena rasnya. Sementara Keluarga Kerajaan lainnya dilindungi oleh lembaga terkait saat menghadapi liputan media yang buruk, mantan aktris itu tidak memiliki hak yang sama.

Kendati begitu, bintang Suits ini akhirnya tetap menikah dengan Harry pada 2018. Namun, sorotan tabloid Inggris tak lantas berhenti dan mengawasi setiap gerakan mereka.

Meghan yang sebelumnya sudah pernah menikah juga terpaksa beradaptasi dalam sekejap. Ia harus belajar cara bersikap dan berstatus bangsawan kerajaan.

Puncaknya, saat keluarga Sussex mengumumkan pengunduran diri mereka dari kerajaan pada Januari 2020, perempuan 43 tahun itu dijadikan kambing hitam di balik keputusan tersebut. Padahal, Harry beralasan bahwa pengunduran diri itu didasarkan pada ketakutan sejarah terulang kembali, sebagaimana dialami ibundanya.

Keputusan pasangan ini mengejutkan banyak orang di seluruh dunia, tetapi akhirnya mereka tetap bisa keluar dari sana. Ketika ditanya gambaran perasaan ibunya tentang keputusan itu diambil, Harry tahu bahwa Diana akan mendukungnya.

Topik Menarik