Amalan Bulan Muharram Menurut Muhammadiyah

Amalan Bulan Muharram Menurut Muhammadiyah

Berita Utama | inews | Sabtu, 6 Juli 2024 - 13:30
share

JAKARTA, iNews.id - Amalan bulan Muharram menurut Muhammadiyah penting diketahui oleh seorang muslim. Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah Islam.

Nama "Muharram" berasal dari kata "haram", yang berarti suci atau terlarang, menunjukkan bahwa bulan ini dihormati dengan larangan perang.

Dalam Al-Quran, Surat At-Taubah ayat 36, Muharram termasuk dalam empat bulan suci (arbaatun hurum) bersama Zulqadah, Dzulhijjah, dan Rajab.

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Di bulan ini, umat Islam diperintahkan untuk melakukan berbagai amalan ibadah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Dilansir dari laman Muhammadiyah, berikut penjelasan mengenai amalan bulan Muharram menurut Muhammadiyah:

Amalan bulan Muharram menurut Muhammadiyah

Salah satu momen penting dalam bulan Muharram adalah puasa pada hari ke-10, disebut 'Asyura, yang disyariatkan sebelum wajibnya puasa Ramadhan.

Amalan ini dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sesuai dengan ajaran yang terkandung dalam hadis-hadis yang menggambarkan praktik puasa tersebut.

Puasa Asyura

Dari Abu Hurairah radliallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram. (HR. Muslim).

Puasa 'Asyura adalah puasa yang diwajibkan pertama kali dalam Islam sebelum bulan Ramadhan. Menurut Rubayyi' binti Mu'awwidz radliallahu 'anha, beliau mengatakan:

: (( )) :

Suatu ketika, di pagi hari Asyura, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengutus seseorang mendatangi salah satu kampung penduduk Madinah untuk menyampaikan pesan: Siapa yang di pagi hari sudah makan maka hendaknya dia puasa sampai maghrib. Dan siapa yang sudah puasa, hendaknya dia lanjutkan puasanya. Rubayyi mengatakan: Kemudian setelah itu kami puasa, dan kami mengajak anak-anak untuk berpuasa. Kami buatkan mereka mainan dari kain. Jika ada yang menangis meminta makanan, kami memberikan mainan itu. Begitu seterusnya sampai datang waktu berbuka. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Setelah Allah wajibkan puasa Ramadhan, puasa Asyura menjadi puasa sunnah. Aisyah radliallahu anha mengatakan:

Dulu hari Asyura dijadikan sebagai hari berpuasa orang Quraisy di masa jahiliyah. Setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa. Setelah Allah wajibkan puasa Ramadhan, beliau tinggalkan hari Asyura. Siapa yang ingin puasa Asyura boleh puasa, siapa yang tidak ingin puasa Asyura boleh tidak puasa. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Manfaat Puasa Asyura

Manfaat puasa Asyura yakni sebagai penebus dosa setahun yang lalu. Hal itu tercantum dalam hadis berikut ini:
Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu anhu, beliau mengatakan:

Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura, kemudian beliau menjawab: Puasa Asyura menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat. (HR. Muslim dan Ahmad).

Ibnul Qayim menjelaskan bahwa puasa terkait hari Asyura ada tiga tingkatan:

Puasa Tasua (puasa tanggal 9 Muharram)

Dari Ibn Abbas radliallahu anhuma, beliau menceritakan:

: ! : (( )) . :

Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. Kemudian ada sahabat yang berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang yahudi dan nasrani. Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tahun depan, kita akan berpuasa di tanggal sembilan. Namun, belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam sudah diwafatkan. (HR. Al Bukhari).

Demikianlah amalan bulan Muharram menurut Muhammadiyah. Semoga kita dipermudah untuk beribadah di bulan Muharram.

Topik Menarik