Israel Ingin Segera Gencatan Senjata dengan Hamas Sebelum Perang Lawan Hizbullah

Israel Ingin Segera Gencatan Senjata dengan Hamas Sebelum Perang Lawan Hizbullah

Berita Utama | inews | Kamis, 4 Juli 2024 - 04:00
share

WASHINGTON, iNews.id - Israel berupaya menghindari potensi perang di dua front bersamaan, yakni dengan Hamas di Jalur Gaza, Palestina, dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Oleh karena itu Israel berupaya menyepakati gencatan senjata dengan Hamas dalam waktu dekat untuk kemudian perang melawan Hizbullah.

Surat kabar AS The New York Times, Selasa (2/7/2024), mengutip keterangan mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel Eyal Hulata, melaporkan para jenderal Israel ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas disertai pemulangan semua sandera di Gaza.

Gencatan senjata itu membantu militer Zionis untuk mempersiapkan personel yang saat ini terkonstrasi untuk perang melawan Hamas serta menangani kekurangan peralatan tempur. Setelah itu perang melawan Hizbullah bisa saja terjadi.

Selain itu para jenderal Israel juga menyadari, berakhirnya perang dengan Hamas juga akan menghindari perang melawan Hizbullah. Ini karena serangan Hizbullah ke Israel berkaitan erat dengan perang Israel di Gaza.

Kelompok yang didukung Iran itu menyerang Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang sedang diagresi Israel.

“Mereka menyadari jeda di Gaza membuat deeskalasi menjadi lebih mungkin terjadi di Lebanon. Mereka memiliki lebih sedikit amunisi, lebih sedikit suku cadang, lebih sedikit energi, dibandingkan sebelumnya. Jadi mereka juga berpikir jeda di Gaza memberi lebih banyak waktu untuk bersiap jika terjadi perang yang lebih besar melawan Hizbullah," kata Hulata, seperti dilaporkan kembali Sputnik.

Para jenderal Zionis juga yakin kesiapan militer Israel untuk berperang melawan Hamas setiap saat.

“Mereka yakin selalu bisa kembali dan melawan Hamas secara militer di masa depan,” kata Hulata. 

Situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah perang pada 7 Oktober 2023. Pasukan Zionis dan pejuang Hizbullah terlibat saling serang melintasi perbatasan sejak saat itu. 

Israel pada 18 Juni lalu telah menyetujui rencana operasi militer ke Lebanon.

Topik Menarik