Muhadjir Beberkan 3 Strategi untuk Tekan Angka Kemiskinan di Bawah 8 Persen pada Akhir 2024

Muhadjir Beberkan 3 Strategi untuk Tekan Angka Kemiskinan di Bawah 8 Persen pada Akhir 2024

Ekonomi | inews | Rabu, 3 Juli 2024 - 17:54
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy optimistis angka kemiskinan berada di angka 8 persen pada akhir tahun 2024. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan RI berada di 9,03 persen.

Muhadjir menuturkan, angka kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, yang diukur dari sisi pengeluaran yang bersifat multidimensi. Dia membeberkan tiga intervensi untuk menekan angka tersebut. 

"Kita berusaha untuk menekan serendah mungkin dari sisi pengeluaran. Kemudian, kita menaikkan setinggi mungkin dari sisi pendapatan keluarga miskin. Ketiga, kalau itu ada kantong-kantong kemiskinan, kantong kemiskinan itu artinya di dalam suatu tempat di mana terdapat ada banyak keluarga miskin makanya kita sebut kantong kemiskinan," ucap Muhadjir dalam Konferensi Pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Muhadjir menambahkan, dari sisi pengeluaran, khususnya terkait kemiskinan ekstrem, mereka terkendala dalam mengakses kebutuhan dasar di antaranya pendidikan rendah, kesehatan menurun, tidak terakses air minum, air bersih, rumah yang dihuni tidak layak, tidak produktif, dan pendapatan rendah. 

"Kemudian ukuran yang menjadi kesepakatan internasional menurut indikator Bank Dunia, penduduk miskin ekstrem itu apabila rata-rata pengeluaran berada di posisi 1,9 dolar AS per kapita per bulan. Jadi sekali lagi, 1,9 dolar AS per kapita per bulan," tuturnya.

Dia menyebut, saat ini Indonesia telah berfokus dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sebagaimana diamanatkan dalam Inpres Nomor 4 Tahun 2022, di mana di Inpres ini Kemenko PMK ditugasi langsung oleh Presiden sebagai koordinator. 

"Dalam Inpres tersebut menegaskan bahwa target percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim tahun 2024 mencapai 0 persen. Sehingga waktunya tinggal lima bulan, untuk memastikan berapa target kita bisa mendekati 0 persen ini," ucapnya.

Muhadjir membeberkan saat ini capaian indikator makro yang terkait dengan kemiskinan memberikan hasil yang menggembirakan, dari data BPS, yang baru saja di lansir oleh BPS menyatakan bahwa Gini Ratio telah mengalami penurunan signifikan pada Maret 2024 yaitu mencapai 0,379 poin. 

"Penurunan sebesar 0,009 poin dari tahun sebelumnya sebesar 0,388 poin pada Maret 2023," katanya.

"Kita tahu bahwa rentangan Indeks Gini, itu adalah 0 sampai 1 semakin mendekati 0, semakin bagus semakin mendekati 1 semakin tidak bagus. Jadi, kalau semakin kecil itu artinya bagus artinya mendekati 0. Kita, posisi kita sekarang adalah 0,379 poin yang semula 0,388 poin. Sehingga telah terjadi penurunan atau pengurangan yaitu 0,009 poin," tuturnya.

Sementara, angka kemiskinan Indonesia per Maret 2024 telah mengalami penurunan juga yaitu persentase penduduk miskin Indonesia pada Maret 2024 itu sebesar 9,03 persen, turun 0,33 persen dibanding Maret 2023. 

"Tetapi masih bertengger di angka 9. Mudah-mudahan 5 bulan ke depan itu nanti hasil survei September ya, September ke depan itu bisa sudah di angka 8 koma. Sehingga harapan kita mestinya bisa karena sekarang sudah 9,03 ya. Sehingga kita optimis tahun 2024 akhir, itu posisi miskin, kemiskinan ini sudah bisa dibawah 8 koma," ucapnya.

Topik Menarik