Panen Raya Padi Diproyeksi Capai Rekor Baru pada Mei 2025, Swasembada Pangan Semakin Dekat?

Panen Raya Padi Diproyeksi Capai Rekor Baru pada Mei 2025, Swasembada Pangan Semakin Dekat?

Terkini | idxchannel | Rabu, 16 April 2025 - 05:24
share

IDXChannel - Panen raya padi nasional pada 2025 berhasil menorehkan capaian positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional periode Januari–Maret 2025 mencapai 62 persen.

Angka tersebut diperkirakan bertambah signifikan apabila dihitung pada Januari-Mei 2025, dengan proyeksi sebesar 16,62 juta ton atau naik 1,83 juta ton (12,40 persen) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 14,78 juta ton.

Sehingga, itu menjadi capaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir dan mencerminkan pemulihan signifikan di sektor pertanian.

Sementara itu, total produksi gabah kering panen (GKG) pada periode Januari–Mei mencapai 28,85 juta ton, meningkat 3,18 juta ton atau 12,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 25,66 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, lonjakan produksi ini merupakan hasil dari serangkaian kebijakan strategis seperti percepatan tanam, distribusi pupuk dan benih unggul, modernisasi pertanian, bantuan petani, revitalisasi irigasi, hingga pengendalian impor pangan.

“Capaian ini adalah hasil kerja bersama dan arahan langsung Presiden Prabowo. Kami ingin pastikan petani mendapatkan dukungan maksimal dan negara hadir saat dibutuhkan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Dia juga menambahkan, serapan gabah oleh Bulog naik drastis hingga 2.000 persen, dari 35.000 ton menjadi 800.000 ton. Hal ini menjadikannya angka tertinggi sejak 2015.

Di kesempatan terpisah, Pengamat Kebijakan Publik dari Spora Communication Rizky Fajar Meirawan mengaku optimistis dengan hasil panen ini. Sebab, capaian tersebut menandakan swasembada pangan semakin dekat.

“Jika tren ini berlanjut, saya optimis swasembada pangan bisa tercapai dalam waktu dekat," katanya.

Dia juga menyoroti langkah cepat Kementerian Pertanian dalam mengimplementasikan program pompanisasi dan pipanisasi untuk mengatasi kekeringan sebagai kunci keberhasilan peningkatan produksi.

Kebijakan penetapan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kilogram (kg) juga dinilai sebagai insentif penting yang memperkuat daya beli petani dan semangat mereka di tengah tantangan perubahan iklim global.

(Dhera Arizona)

Topik Menarik