Kian Menjanjikan, RI-Singapura Perkuat Kolaborasi Ekonomi dan Promosi Investasi di Kawasan BBK

Kian Menjanjikan, RI-Singapura Perkuat Kolaborasi Ekonomi dan Promosi Investasi di Kawasan BBK

Terkini | idxchannel | Rabu, 16 April 2025 - 05:04
share

IDXChannel - Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) mencatatkan pertumbuhan investasi yang menjanjikan sepanjang 2024. Total nilai realisasi investasi di kawasan tersebut masing-masing sebesar USD3,26 miliar atau setara Rp54,93 triliun, USD118,3 juta (Rp2 triliun), dan USD1,29 milliar (Rp21,73 triliun).

Total terdapat 180 proyek prioritas dengan cakupan sektor strategis seperti logistik, industri, pariwisata, teknologi, serta pengembangan SDM dan infrastruktur pendukung.

Maka dari itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan delegasi dari Singapore Economic Development Board (EDB) kembali menggelar 17th Co-Chairs Meeting of Working Group on Batam-Bintan-Karimun (BBK) and Other SEZs in Indonesia pada Senin (14/4/2025) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Forum tahunan ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari kedua negara dalam rangka memperkuat kolaborasi strategis di bidang pengembangan kawasan ekonomi dan promosi investasi khusus di Kawasan BBK.

Sejumlah pembahasan di antaranya yaitu kemajuan kebijakan dan investasi kawasan BBK, dukungan terhadap Kawasan Ekonomi Khusus dan transformasi digital, serta penyelesaian isu mobilitas dan konektivitas BBK-Singapura.

Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian M Rudy Salahuddin mengatakan, sejak pertemuan sebelumnya pada Januari 2024, kerja sama BBK difokuskan pada empat klaster utama yaitu business environment, investment promotion, industry sector, dan capacity development.

Hingga akhir 2024, pemerintah telah menerbitkan sejumlah regulasi penting antara lain Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan KPBPB BBK, Peraturan Menko Perekonomian Nomor 10 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Pembangunan KPBPB BBK, serta Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2025 tentang Penataan Penyediaan Lahan di KPBPB Batam.

“Regulasi ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem investasi yang semakin kompetitif dan terintegrasi di kawasan BBK,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dipublikasikan pada Rabu (16/4/2025).

Terkait mobilitas investor, kata Rudy, Indonesia telah menyelesaikan isu visa bagi pelaku usaha ASEAN, serta memperkenalkan skema Multiple Entry Visa untuk memperlancar perjalanan bisnis lintas negara. Upaya ini dinilai penting untuk menjawab kebutuhan arus kunjungan bisnis yang terus meningkat.

Di sisi konektivitas, BP Batam tengah mempersiapkan pengembangan penuh Pelabuhan Batu Ampar menjadi transshipment internasional. Kolaborasi dengan operator pelabuhan global dari Singapura menjadi salah satu fokus yang akan dieksplorasi pada 2025.

Lebih lanjut, Rudy juga menekankan pentingnya momentum baru dalam kerja sama Indonesia–Singapura, seiring dengan adanya reorganisasi kelembagaan dan struktur baru di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antarpihak dan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih solid ke depan.

“Semangat kolaboratif dan saling percaya yang telah terbangun menjadi fondasi kuat untuk menciptakan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Kita percaya bahwa pertemuan ini adalah langkah awal yang akan membawa hasil yang lebih besar di masa mendatang,” katanya.

Seperti diketahui, Kawasan BBK juga menjadi rumah bagi lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), termasuk KEK Nongsa yang tengah dikembangkan sebagai pusat data dan teknologi digital. Proyek-proyek infrastruktur pendukung seperti fasilitas data center, pengolahan air, dan perluasan kawasan tengah berlangsung dengan berbagai investor asing telah menyatakan komitmennya.

“Kami melihat potensi besar Nongsa sebagai simpul penting bagi ekosistem digital kawasan. Oleh karena itu, perluasan dan penguatan regulasi menjadi sangat penting untuk mendukung daya tarik investasi,” kata Chairman EDB Singapura Png Cheong Boon.

Menutup pertemuan, kedua belah pihak menegaskan pentingnya kesinambungan kerja sama dan penguatan kelembagaan untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks, termasuk dampak kebijakan proteksionisme dan tekanan geopolitik terhadap rantai pasok global.

(Dhera Arizona)

Topik Menarik