Presiden China Xi Jinping Bakal Keliling Asia Tenggara Bahas Tarif AS dan Perkuat Hubungan Dagang

Presiden China Xi Jinping Bakal Keliling Asia Tenggara Bahas Tarif AS dan Perkuat Hubungan Dagang

Berita Utama | idxchannel | Minggu, 13 April 2025 - 21:20
share

IDXChannel- Presiden China Xi Jinping bakal berkeliling di Asia Tenggara selama lima hari. Xi akan mengunjungi tiga negara untuk mempererat hubungan perdagangan regional dan mengimbangi dampak dari tarif perdagangan AS.

Dilansir Channel News Asia, Minggu (13/4/2025), Xi akan mengunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja dalam perjalanan luar negerinya yang pertama di 2025.

"Kunjungan ini sangat penting untuk wilayah yang lebih luas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

China akan berusaha menjadi altenatif untuk menstabilkan situasi yang tak menentu usai Amerika Serikat menerapkan tarif dagang. Tarif tersebut berpotensi membuat pasar global bergejolak.

China menyebut tarif AS menimbulkan kerugian serius bagi negara-negara berkembang. Menteri Perdagangan China Wang Wentao menyampaikan hal tersebut kepada kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala.

Negara-negara ASEAN merupakan penerima terbesar ekspor China 2024. China mengekspor barang-barang ke negara-negara ASEAN senilai USD586,5 miliar.

Vietnam adalah pembeli terbesar barang China USD161,9 miliar, disusul Malaysia yang mengimpor USD101,5 miliar barang-barang China pada tahun 2024.

Negara-negara produsen manufaktur ini bergegas meminta penundaan tarif 46 persen yang awalnya diberlakukan Trump sebelum pemimpin AS tersebut memberikan jeda 90 hari kepada sebagian besar negara.

Namun, Trump juga menaikkan tarif impor China secara keseluruhan menjadi 145 persen.

Meskipun ada penangguhan sementara - yang sekarang mencakup pengecualian untuk barang elektronik konsumen - tarif Trump "menanamkan kecemasan besar" di negara-negara berkembang di Asia, kata Huong Le Thu, wakil direktur International Crisis Group's Asia Program.

"Tarif-tarif ini, jika benar-benar diterapkan di luar China akan membuat ekonomi-ekonomi tersebut tidak memiliki pilihan selain menjauh lebih jauh dari AS," ujarnya.

(Ibnu Hariyanto)