Airlangga Sebut Ekonomi RI Terkendali Meski IHSG Terkoreksi Dalam
IDXChannel - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai ekonomi Indonesia masih terkendali meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi dalam sebesar 9,19 persen pada pembukaan Perdagangan Selasa (8/4/2025).
Menurutnya, meskipun dinamika global berhasil memengaruhi pasar domestik, IHSG sudah berangsur pulih.
"Dunia sedang tidak baik-baik saja. Kita lihat indikator pasar keuangan masih berfluktuasi. IHSG pagi tadi sempat negatif, namun sudah berada pada tren positif, sudah naik," katanya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI yang digelar di Menara Mandiri pada Selasa (8/4/2025).
Begitu juga dari segi nilai tukar rupiah, Airlangga menilai masih relatif terjaga, walau berada pada tren pelemahan.
Dia menuturkan, depresiasi mata uang juga terjadi di negara-negara Asia lainnya, termasuk Jepang yang pelemahannya hingga 50 persen.
"Kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang, pelemahannya sampai 50 persen. Demikian pula beberapa negara lain. Bahkan Amerika menggugat pelemahan currency itu sebagai currency manipulator. Jadi itu dimasukkan sebagai bagian daripada non tarif barrier," kata dia.
Begitu juga dengan kinerja surat utang negara masih cukup baik, dengan cadangan devisa berada dalam kondisi yang stabil. Namun, peningkatan ketidakpastian ekonomi global menyusul kebijakan tarif impor Amerika Serikat patut diwaspadai.
"Nah ini akibat kebijakan tersebut, probability recession juga meningkat namun Indonesia masih relatif rendah di 5 persen. Kemudian trade policy uncertainty-nya juga tinggi. Sehingga kita masuk dalam kebijakan yang uncertain, terjadi gejolak," ucap Airlangga.
Lebih lanjut Airlangga mengatakan gejolak yang terjadi telah memicu ketidakstabilan pasar keuangan global, pelemahan mata uang di negara-negara berkembang, serta aksi retaliasi tarif dari China. Rantai pasok global juga menjadi terganggu.
"Dan tentunya ini banyak korporasi yang menahan atau terjadi penurunan konsumsi, bahkan wait and see untuk melakukan investasi ataupun ekspansi," kata dia.
(NIA DEVIYANA)