Premi Asuransi Tugu Pratama (TUGU) Rp8,5 Triliun, Mayoritas dari Segmen Kebakaran dan Harta Benda

Premi Asuransi Tugu Pratama (TUGU) Rp8,5 Triliun, Mayoritas dari Segmen Kebakaran dan Harta Benda

Terkini | idxchannel | Selasa, 8 April 2025 - 07:00
share

IDXChannel – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) mencatat premi bruto (Gross Written Premium/GWP) mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh 11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp7,7 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi (audited) 2024, premi bruto tersebut terbesar disumbang oleh segmen kebakaran dan harta benda (property) yang mencapai Rp3,8 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 45 persen dari total premi bruto. 

Segmen ini tumbuh 38 persen dibandingkan dengan 2023. Selain segmen kebakaran dan property, segmen lain yang juga melaju kencang adalah energi onshore. Segmen ini naik hampir 5x dibandingkan 2023 menjadi Rp 339 miliar. 

Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin mengatakan  kinerja TUGU dari sisi premi ini tumbuh melampaui industri. “Kalau melihat data OJK per 31 Desember 2024, total premi dicatat asuransi umum dan reasuransi capai Rp 144 triliun, atau tumbuh 4 persen sementara TUGU mampu tumbuh 11 persen, outperformed," ujarnya dalam riset Selasa (8/4/2025).

Berdasarkan hitungan Kharel, pangsa pasar TUGU dari sisi produksi premi di 2024 mencapai 5,9 persen. Pangsa pasar ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan 2023 sebesar 5,5 persen. 

Dengan demikian, terdapat kenaikan pangsa pasar Perseroan sebesar 0,4 persen poin. Kharel mengapresiasi pencapaian ini dan menjelaskan bahwa TUGU telah berhasil membuktikan strateginya untuk terus ekspansif meski di tengah adanya berbagai tantangan makroekonomi yang terjadi di sepanjang tahun lalu.

“Eksekusi strategi untuk meningkatkan pangsa pasar non-captive baik melalui sinergi dengan BUMN non-Pertamina hingga klien korporat swasta serta penetrasi ke segmen ritel jadi motor pertumbuhan premi di tahun 2024," tutur Kharel. 

Menurut Kharel, meskipun kontribusinya terhadap premi bruto relatif kecil hanya 4 persen tetapi kenaikan ini sejalan dengan investasi di sektor minyak dan gas nasional yang masih kuat di tahun 2024. 

Selain pangsa pasar, Kharel juga mencermati kinerja keuangan TUGU yang konsisten tumbuh dengan solid. Perolehan laba di 2024 membuat nilai ekuitas naik dan potensi dividen yang menggiurkan akan menjadi katalis positif untuk jangka pendek.

“Laba naik, ekuitas naik sehingga book value per share juga naik. BVPS TUGU setara Rp 2.955 dengan harga saham saat ini maka PBV-nya hanya 0,33X dan ini sudah sangat murah. Saya kira TUGU akan membagikan dividen karena ini sudah jadi agenda tahunan, kalau payout 40 persen saja maka yield dari dividen bisa 9 persen” ujarnya.

Dengan rasio PBV yang rendah serta potensi dividen yield yang besar, saham TUGU layak masuk menjadi watch list bagi investor yang mengandalkan strategi value investing. 

"Koreksi harga yang terjadi sebenarnya lebih ke faktor makro, kita lihat IHSG juga mengalami downtrend akibat sentimen makro dan besarnya aliran modal asing yang keluar yang juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah, dan bukan karena kinerja perusahaan yang memburuk,” tutur dia.

Dalam kondisi di mana pasar sedang mengalami tekanan hebat dan volatilitas seperti sekarang ini Kharel merekomendasikan bahwa investor sebaiknya fokus pada saham-saham dengan fundamental solid dan valuasi yang terdiskon, seperti TUGU. 

"Memang tidak bisa langsung all-in dan harus wait and see untuk menentukan entry point belanja saham yang tepat, bisa lewat average down secara pelan-pelan sehingga antara risiko dan return bisa dikelola dengan baik," katanya.

(kunthi fahmar sandy)

Topik Menarik