Jelang Nataru, Ibu Rumah Tangga di Gresik Keluhkan Kenaikan Harga Telur Ayam
CERME, iNewsGresik.id - Sejumlah ibu rumah tangga di Gresik mengeluhkan kenaikan harga telur ayam yang melambung. Harga telur yang sebelumnya dijual seharga Rp 25 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Sejumlah ibu rumah tangga menila kenaikan harga telur cukup memberatkan, terutama bagi mereka yang mengandalkan telur sebagai bahan makanan pokok sehari-hari.
"Dengan harga yang terus naik, maka saya harus berpikir ulang, sebelum membeli dalam jumlah besar,"
Nani, ibu rumah tangga asal desa Cerme Lor.
Ia menambahkan kenaikan harga ini membuat anggaran belanja rumah tangganya semakin ketat. Menurutnya, telur adalah salah satu sumber protein yang terjangkau bagi keluarga.
"Terpaksa membeli karena tidak ada pilihan lain. Karena hanya telur menjadi sumber protein keluarga kami, " ujar
Peningkatan harga ini juga berdampak pada pelaku usaha kecil, seperti penjual kue dan kuliner, yang menjadikan telur sebagai bahan utama produksi.
"Meski harga telur naik, Kami tidak berani menaikkan harga jual karena khawatir ditinggall pembeli," ujar Narti, pedagang kuliner.
Untuk menyiasatinya, terpaksa memperkecil ukuran dan porsinya agar tidak menanggung beban biaya produksi yang lebih tinggi.
"Untung sedikit gak papa, terpenting dapur bisa mengepul dan anak anak bisa dapat uang saku," tegas, pedagang asal desa Morowudi.
Kenaikan harga ini, terjadi sejal dua pekan terakhir, menjelang datangnya natal dan tahun baru. Bahkan, sejumlah pedagang sembako tidak mengetahui penyebab kenaikan harga telur.
"Ini sudah menjadi tradisj setiap menjelang natal dan tahun baru. Mungkin, karena meningkatnya permintaan menjelang akhir tahun, " jelas Ratri, pedagang sembako.
Mereka berharap pmerintah daerah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga agar masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, tidak semakin terbebani.
"Semoga ada operasi pasar untuk meringankan beban warga," pungkas Ratri.