Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada

Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada

Global | sindonews | Minggu, 13 April 2025 - 04:53
share

Hubungan dingin antara China dan Kanada tidak menunjukkan tanda-tanda mencair. Sebaliknya, hubungan kedua negara terus memburuk karena berbagai masalah seperti sengketa perdagangan, tarif pertanian, dan konflik Taiwan.

Eksekusi empat warga negara Kanada baru-baru ini oleh China meningkatkan ketegangan ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mengguncang sentimen publik serta para ahli strategi tingkat tinggi di Kanada.

Sementara banyak yang melihat eksekusi tersebut sebagai langkah politik, muncul kekhawatiran serius mengenai proses hukum dan pelanggaran hak asasi manusia.

"Eksekusi mengejutkan dan tidak manusiawi terhadap warga negara Kanada oleh otoritas China ini seharusnya menjadi peringatan bagi Kanada," kata Ketty Nivyabandi, Sekretaris Jenderal Amnesty International Kanada, dikutip dari European Times, Minggu (13/4/2025).

Para anggota Parlemen, ahli strategi, dan pakar di Kanada memandang tindakan China sebagai "sinyal kuat" bahwa Beijing tidak berniat memperbaiki hubungan dengan Ottawa.

"Mengeksekusi warga negara Kanada dalam waktu singkat merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan jelas merupakan tanda bahwa Beijing tidak berniat memperbaiki hubungan dengan Kanada," sebut anggota Parlemen Kanada Michael Chong.

Memburuknya Hubungan Bilateral

Terkait hal ini, China menuntut Kanada untuk menghormati keputusan pengadilan terkait eksekusi jika hubungan bilateral antara kedua negara ingin ditingkatkan.

Michael Kovrig, yang pernah ditahan oleh Beijing, menilai bahwa pernyataan China harus dilihat sebagai propaganda kosong, dan eksekusi terbaru menunjukkan "pengabaian yang tidak berperasaan terhadap kehidupan manusia dan hak asasi manusia, dan juga ketidakpedulian terhadap pandangan negara lain.”

“Pemerintah China tidak sungguh-sungguh tertarik untuk meningkatkan hubungan bilateral," tutur Kovrig.

Eksekusi terbaru merupakan perkembangan yang "sangat meresahkan", yang hanya akan memperburuk hubungan, kata Vina Nadjibulla, wakil presiden penelitian dan strategi di Asia Pacific Foundation of Canada.

"Bagi orang-orang yang berharap bahwa dalam iklim saat ini China mungkin ingin memperkuat hubungan dengan Kanada, ini menunjukkan bahwa itu sebenarnya tidak terjadi. Ini adalah perkembangan yang jelas dan mengganggu dalam hubungan bilateral," jelasnya.

Maret tahun ini, China mengumumkan tarif 100 persen untuk minyak kanola, bungkil minyak, dan impor kacang polong Kanada, serta bea masuk 25 persen untuk produk akuatik dan daging babi. Pemerintah Kanada telah menyatakan kekhawatirannya atas sengketa perdagangan dengan China.

“Ada sejumlah mitra di Asia yang dapat memperkuat hubungan dengan kita. Tapi mitra di Asia yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan kita tidak termasuk China,” sebut Perdana Menteri Kanada Mark Carney.

Mengajukan Banding ke WTO

Ottawa mengatakan bahwa mereka “sangat kecewa” dengan keputusan Beijing, yang merugikan petani, bisnis di Kanada, dan konsumen di China. Kanada telah mengajukan keluhan terhadap China di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menariknya, China juga tahun lalu telah mengajukan banding ke WTO terhadap praktik perdagangan Kanada dan meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap impor produk rapeseed Kanada. Sekarang, tarif dan bea masuk terbaru China telah memperburuk masalah tersebut.

Menteri Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng mengatakan bahwa “tarif yang tidak dapat dibenarkan” oleh China sangatlah mengecewakan. “Kanada tidak menerima premis investigasi China, maupun temuannya,” tegas dia.

China bahkan menggunakan kata-kata yang keras ketika tarif dan bea terbaru diperkenalkan. “China mendesak Kanada untuk segera memperbaiki praktik yang salah, mencabut tindakan pembatasan, dan menghilangkan dampak buruk,” ujar Kementerian Perdagangan China.

Menyalahkan China karena mensubsidi industri kendaraan listriknya, yang memberikan keuntungan tidak adil bagi produsen mobil dalam negerinya, Kanada telah mengenakan tarif 100 persen pada mobil listrik buatan China.

Keputusan ini tidak sejalan dengan tradisi lama Kanada dalam kehati-hatian diplomatik karena Ottawa memilih untuk mengambil tindakan langsung terhadap apa yang dianggapnya sebagai praktik perdagangan yang tidak adil oleh China daripada mendekati WTO.

Ketegangan Isu Taiwan

Pengacara perdagangan dan bisnis internasional Bernard Colas mengatakan keputusan Kanada menandai pergeseran dalam hubungan perdagangan internasional, yang akan semakin membebani hubungan bilateral.

“Dampak yang mungkin terjadi tidak terbatas pada sektor otomotif. China telah meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap ekspor benih kanola Kanada. Tindakan ini dapat semakin mengikis hubungan ekonomi antara Kanada dan China,” imbuh Colas, yang merupakan peneliti senior di Centre for International Governance Innovation yang berbasis di Ontario.

Konflik terkait isu geopolitik juga berkontribusi terhadap semakin lebarnya perbedaan antara kedua negara. Awal tahun ini, China mengecam kapal perang Kanada yang melintasi Selat Taiwan.

Militer China mengatakan tindakan Kanada “sengaja menimbulkan masalah” di selat tersebut. Kanada juga menyatakan kekhawatiran atas latihan militer yang dilakukan oleh militer China, yang terlihat dalam konteks aneksasi Taiwan dengan China daratan.

Beijing bahkan menolak kunjungan para pembuat kebijakan Kanada ke Taiwan untuk menjajaki peluang perdagangan, dan selanjutnya mengeluarkan ancaman pembalasan keras. Kanada tidak menghiraukannya.

"Perjalanan anggota parlemen tidak boleh digunakan sebagai dalih untuk eskalasi atau tindakan militer dan ekonomi yang agresif," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Kanada.

Topik Menarik