Donald Trump: Jika Perundingan Gagal, Iran dalam Bahaya Besar!

Donald Trump: Jika Perundingan Gagal, Iran dalam Bahaya Besar!

Global | sindonews | Selasa, 8 April 2025 - 03:10
share

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan bahwa Amerika akan terlibat dalam "perundingan tingkat sangat tinggi" dengan Iran mengenai program nuklir Teheran pada Sabtu nanti. Dia memperingatkan Iran dalam bahaya besar jika perundingan itu gagal.

Bulan lalu, pemimpin AS itu mengungkapkan bahwa dia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang mengusulkan negosiasi baru mengenai kesepakatan nuklir yang ditinggalkan AS secara sepihak selama masa jabatan pertama Trump pada tahun 2018.

Dia kemudian mengancam Iran dengan serangan bom "yang belum pernah terjadi sebelumnya" jika Teheran menolak tawaran tersebut.

Duduk bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung di Gedung Putih pada hari Senin, Trump menekankan preferensinya untuk resolusi diplomatik.

"Kami tengah melakukan pembicaraan langsung dengan Iran, dan mereka sudah memulainya. Pembicaraan akan berlangsung pada hari Sabtu. Kami akan mengadakan pertemuan yang sangat penting, dan kita lihat apa yang akan terjadi," katanya kepada wartawan, yang dilansir RT, Selasa (8/4/2025).

"Dan saya pikir semua orang setuju bahwa melakukan kesepakatan akan lebih baik daripada melakukan hal yang sudah jelas. Dan hal yang sudah jelas bukanlah sesuatu yang ingin saya lakukan—atau, sejujurnya, yang ingin dilakukan Israel, jika mereka dapat menghindarinya," paparnya.

Teheran telah mengonfirmasi bahwa perundingan tidak langsung akan berlangsung di Oman pada hari Sabtu dan menegaskan kembali komitmennya terhadap jalannya diplomasi.

Namun, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi membantah adanya komunikasi langsung antara kedua belah pihak.

“Iran dan Amerika Serikat akan bertemu di Oman pada hari Sabtu untuk melakukan perundingan tingkat tinggi secara tidak langsung. Ini merupakan kesempatan sekaligus ujian. Bola ada di tangan Amerika,” tulis Araqchi di X.

Ketika diminta untuk mengklarifikasi pernyataannya, Trump menegaskan kembali, dengan menyatakan: “Kami akan mengadakan pertemuan yang sangat besar pada hari Sabtu, dan kami akan berhadapan langsung dengan mereka.”

"Saya pikir jika perundingan dengan Iran tidak berhasil, saya pikir Iran akan berada dalam bahaya besar—dan saya tidak suka mengatakannya, bahaya besar—karena mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir…Jika pembicaraan tidak berhasil, saya benar-benar berpikir ini akan menjadi hari yang sangat buruk bagi Iran," imbuh Trump.

Retorika yang meningkat ini muncul setelah bertahun-tahun ketegangan atas program nuklir Teheran. Selama masa jabatan presiden pertamanya, Trump secara sepihak menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, sebuah perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengekang aktivitas nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi.

Setelah penarikan dan penerapan kembali sanksi AS, Iran dilaporkan mengurangi kepatuhannya terhadap kesepakatan tersebut, sambil bersikeras bahwa program nuklirnya tetap damai dan legal di bawah "kerangka kerja internasional".

Dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB minggu lalu, Duta Besar Iran Amir Saeid Iravani menuduh AS melakukan "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" dan mencap ancaman tindakan militer Trump sebagai "sembrono dan agresif".

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali pada hari Senin bahwa Teheran "percaya pada negosiasi, tetapi tidak secara mengenaskan".

Topik Menarik