PBB: Blokade Israel Picu Kelaparan Tercepat dalam Sejarah Modern

PBB: Blokade Israel Picu Kelaparan Tercepat dalam Sejarah Modern

Global | sindonews | Kamis, 13 Maret 2025 - 17:01
share

Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan Michael Fakhri mengeluarkan peringatan keras, menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai kampanye kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan cepat, menyebutnya sebagai “yang tercepat dalam sejarah modern.”

“Bagaimana Israel dapat membuat 2,3 juta orang kelaparan begitu cepat dan begitu total?” ungkap Michael Fakhri bertanya pada hari Rabu (12/3/2025) selama jumpa pers bersama di Jenewa dengan pelapor khusus PBB lainnya.

“Ini adalah kampanye kelaparan tercepat dalam sejarah modern,” tegas dia, menarik perhatian pada dampak yang menghancurkan dari blokade Israel, yang telah mencegah semua bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Fakhri lebih lanjut mengatakan, “Ini bukanlah gencatan senjata dalam definisi apa pun. Ini adalah perlambatan kekerasan militer, tetapi … kematian yang terjadi melalui kelaparan.”

Senada dengan itu, Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, memperingatkan meskipun kekerasan dihentikan hari ini, "genosida akan terus berlanjut karena tidak ada cara untuk memperbaiki kerusakan" yang telah terjadi.

Dia juga menunjukkan "kekerasan genosida merebak di Tepi Barat," menggambarkan kekerasan tersebut sebagai "paling akut dari sebelumnya."

Mengekspresikan rasa frustrasi atas kurangnya tindakan, dia berkata, "Saya tidak tahu berapa banyak peringatan yang dibutuhkan komunitas internasional ... Kita akan sangat kehilangan hak asasi manusia ketika hak asasi manusia tidak lagi mampu melindungi kita."

Ben Saul, Pelapor Khusus PBB untuk Perlindungan Hak asasi Manusia, mengecam rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi penduduk Gaza, menyebutnya sebagai "pelanggaran terhadap aturan paling mendasar dari tatanan internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak 1945."

“Jelas-jelas ilegal untuk menyerbu dan mencaplok wilayah asing dengan paksa, mendeportasi penduduknya secara paksa, dan merampas hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” tegas Saul, seraya menekankan rencana masa depan apa pun untuk Gaza harus sejalan dengan keinginan rakyat Palestina, termasuk usulan yang dipimpin Arab.

Dia juga mengkritik “provokasi militer ilegal Israel yang terus berlanjut di wilayah yang lebih luas,” dengan peringatan akan terjadinya destabilisasi yang lebih luas.

Pada awal Maret, fase pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel berakhir.

Kesepakatan yang dimulai pada 19 Januari itu ditengahi oleh Qatar dan Mesir, dengan dukungan AS.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel, dengan dukungan Amerika, telah melancarkan perang di Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 160.000 korban Palestina, termasuk yang tewas dan terluka.

Sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita, sementara lebih dari 14.000 orang masih hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.

Topik Menarik