Trump Keluarkan Peringatan Terakhir kepada Hamas: Bebaskan Semua Sandera Israel Sekarang!
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan apa yang disebutnya sebagai "peringatan terakhir" kepada Hamas untuk membebaskan semua sandera Israel yang tersisa di Gaza.
Peringatan itu dikeluarkan setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump baru-baru ini mengirim utusan untuk melakukan pembicaraan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Trump, dalam sebuah pernyataan di platform Truth Social segera setelah bertemu di Gedung Putih dengan delapan mantan sandera, menambahkan bahwa dia mengirim Israel semua yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya.
"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang yang Anda bunuh, atau semuanya berakhir bagi Anda," kata Trump.
"Hanya orang sakit dan bejat yang menyimpan mayat, dan Anda sakit dan bejat!" lanjut dia, seperti dikutip AP, Kamis (6/3/2025).
Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu bahwa pejabat AS telah terlibat dalam "pembicaraan dan diskusi berkelanjutan" dengan pejabat Hamas, menjauh dari kebijakan AS yang telah lama berlaku untuk tidak terlibat langsung dengan kelompok militan tersebut.
Konfirmasi pembicaraan di Ibu Kota Qatar, Doha, itu muncul saat nasib gencatan senjata Israel-Hamas masih belum jelas.
Ini adalah keterlibatan langsung pertama yang diketahui antara AS dan Hamas sejak Departemen Luar Negeri Amerika menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris asing pada tahun 1997.
Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt menolak memberikan perincian tentang substansi pembicaraan, tetapi mengatakan Presiden Donald Trump telah mengizinkan utusannya untuk "berbicara dengan siapa pun."
Perantara Mesir dan Qatar telah bertindak sebagai mediator dengan Hamas untuk AS dan Israel sejak kelompok itu melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang di Gaza.
"Lihat, dialog dan berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan apa yang menjadi kepentingan terbaik rakyat Amerika adalah sesuatu yang menurut presiden...merupakan upaya dengan itikad baik untuk melakukan apa yang benar bagi rakyat Amerika," katanya.
Leavitt menambahkan bahwa Israel telah diajak berkonsultasi tentang keterlibatan langsung dengan pejabat Hamas, dan mencatat bahwa ada "nyawa orang Amerika yang dipertaruhkan."
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberikan pengakuan singkat tentang pembicaraan AS-Hamas.
"Israel telah menyampaikan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas," kata kantor PM Netanyahu.
Pejabat Israel mengatakan sekitar 24 sandera yang masih hidup— termasuk Edan Alexander, seorang warga negara Amerika—serta jenazah sedikitnya 35 orang lainnya diyakini masih ditahan di Gaza.
Adam Boehler, calon Trump untuk menjadi utusan khusus untuk urusan sandera, memimpin pembicaraan langsung dengan Hamas. Boehler, pendiri dan CEO Rubicon Founders, sebuah perusahaan investasi perawatan kesehatan, adalah seorang negosiator utama di tim Abraham Accords selama masa jabatan pertama Trump yang berusaha untuk mendapatkan pengakuan yang lebih luas terhadap Israel di dunia Arab.