Pangeran Mohammed bin Salman Ampuni Para Pembangkang, Bebas Pulang ke Arab Saudi Tanpa Dihukum
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menawarkan ampunan kepada para pembangkang yang berada di pengasingan. Mereka sekarang bebas pulang ke kerajaan tanpa dihukum apa pun.
Tawaran amnesti itu diumumkan Kepala Badan Keamanan Negara Arab Saudi Abdulaziz Al-Howairini, dengan mengutip arahan Pangeran Mohammed bin Salman.
Berbicara di saluran MBC yang berbasis di Riyadh, Al-Howairini mengatakan amnesti tersebut berlaku bagi mereka yang "hanya disesatkan atau dieksploitasi oleh pihak-pihak jahat".
Menurutnya, mereka tidak akan dihukum saat mereka kembali ke Arab Saudi.
"Kerajaan menyambut baik kepulangan mereka yang menyebut diri mereka sebagai oposisi di luar negeri, asalkan mereka tidak memiliki kasus pribadi yang dikenakan terhadap mereka, seperti pembunuhan, pencurian, atau kejahatan penyerangan," kata Al-Howairini, mengacu pada tuduhan yang hanya dapat dibatalkan oleh penggugat atau keluarga korban, sebagaimana dilansir The New Arab, Selasa (4/3/2025).
Kepala keamanan tersebut mengeklaim bahwa sekitar 20 persen tahanan politik negara itu dipenjara atas permintaan kerabat mereka sendiri.
Amnesti ini menyusul pembebasan sejumlah tahanan politik, beberapa di antaranya telah ditahan selama bertahun-tahun dan menjalani hukuman puluhan tahun.
Pada bulan Januari, aktivis Mohammed al-Qahtani dan Essa al-Nukheifi dibebaskan bersyarat, diikuti oleh serangkaian amnesti pada bulan Februari.
Di antara mereka yang dibebaskan pada bulan Februari adalah influencer media sosial Mansour al-Raqiba, yang dipenjara selama 27 tahun karena mengkritik proyek "Visi 2030" negara itu, aktivis hak-hak perempuan Salma al-Shehab, yang hukumannya selama 27 tahun dikurangi, blogger Ahmed al-Budaiwi dan perawat Zeinab al-Rabea, di antara beberapa lainnya.
Namun, banyak aktivis dan tokoh masyarakat terkemuka masih berada di balik jeruji besi.
"Pembebasan baru-baru ini, yang tidak akan mungkin terjadi tanpa kampanye tanpa henti dari para aktivis di seluruh dunia, merupakan kemenangan besar," kata Lina al-Hathloul, kepala pemantauan dan advokasi di kelompok hak asasi manusia ALQST.
"Namun, agar pembebasan ini menandai titik balik nyata dalam catatan buruk hak asasi manusia otoritas Saudi, pembebasan ini harus disertai dengan kebebasan penuh bagi individu yang dibebaskan, serta pembebasan semua tahanan hati nurani lainnya dan penghentian penangkapan sewenang-wenang baru," ujarnya.
Dalam beberapa bulan terakhir beberapa pembangkang Arab Saudi yang kurang dikenal telah kembali ke kerajaan, namun banyak yang tetap skeptis tentang amnesti baru tersebut.
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial, pembangkang yang tinggal di Kanada, Omar Al-Zahrani, mengatakan bahwa dia dan yang lainnya tidak akan kembali ke kerajaan. Menurutnya, pengalaman baru-baru ini membuatnya tidak mempercayai janji tersebut.
Al-Zahrani menambahkan bahwa kerabat dan teman-temannya telah ditahan oleh otoritas Saudi sejak 2018 sebagai sarana untuk menekannya agar pulang.
Vlogger tersebut, yang merupakan rekan dekat jurnalis Saudi yang dibunuh, Jamal Khashoggi, mengatakan amnesti tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki citra negara dan menarik investasi asing.