Mengejutkan, Donald Trump Hendak Cabut Sanksi AS pada Rusia
Pemerintah Presiden Donald Trump sedang menyusun rencana untuk mencabut sanksi Amerika Serikat (AS) yang selama ini dijatuhkan kepada Rusia.
Langkah mengejutkan ini muncul ketika Trump berupaya memulihkan hubungan Washington dengan Moskow dan menghentikan perang di Ukraina.
Rencana itu diungkap seorang pejabat AS dan sumber lain yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, yang dilansir Selasa (4/3/2025).
Sumber tersebut mengatakan Gedung Putih telah meminta Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan untuk menyusun daftar sanksi yang dapat dilonggarkan atau dicabut.
Daftar itu kemudian akan menjadi materi pembahasan antara para pejabat AS dan perwakilan Rusia dalam beberapa hari mendatang sebagai bagian dari pembicaraan luas kedua pemerintah untuk meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi.
Kantor urusan sanksi sekarang sedang menyusun proposal untuk mencabut sanksi terhadap entitas dan individu tertentu, termasuk beberapa oligarki Rusia, imbuh sumber tersebut.
Apa yang disebut sebagai "dokumen opsi" sering kali disusun oleh pejabat yang menangani sanksi, tetapi permintaan khusus Gedung Putih untuk dokumen tersebut dalam beberapa hari terakhir menggarisbawahi kesediaan Trump dan para penasihatnya untuk meringankan sanksi Rusia sebagai bagian dari kesepakatan potensial dengan Moskow.
Tidak segera jelas apa yang secara khusus dapat diminta Washington kepada Moskow sebagai imbalan atas keringanan sanksi apa pun.
Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, dan Kedutaan Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar atas masalaha ini.
Kremlin pada tahun lalu menggambarkan hubungan kedua negara sebagai "di bawah nol" di bawah pemerintahan Joe Biden, seorang politisi Partai Demokrat yang mendukung Ukraina dengan bantuan dan senjata serta menjatuhkan sanksi keras kepada Rusia sebagai hukuman atas invasinya pada tahun 2022.
Namun Trump, yang telah berjanji untuk segera mengakhiri perang, telah mengubah kebijakan AS dengan cepat untuk membuka pembicaraan dengan Moskow. Itu dimulai dengan panggilan telepon Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 12 Februari yang diikuti oleh pertemuan antara pejabat AS dan Rusia di Arab Saudi dan Turki.
Pada bulan Januari, Trump mengancam akan meningkatkan sanksi terhadap Rusia jika Putin tidak mau berunding untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Namun baru-baru ini, pejabat pemerintahan Trump secara terbuka mengakui kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap Moskow.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan selama wawancara pada 20 Februari dengan Bloomberg Television bahwa Rusia dapat memperoleh keringanan ekonomi, tergantung pada bagaimana pendekatannya terhadap negosiasi dalam beberapa minggu mendatang.
Trump mengatakan kepada wartawan pada 26 Februari bahwa sanksi Rusia dapat dilonggarkan "pada suatu saat".
Kerja Sama Ekonomi
Gedung Putih meminta pejabat Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan untuk mengajukan rencana keringanan sanksi sebelum Trump minggu lalu memperpanjang status darurat atas situasi di Ukraina, kata sumber-sumber AS.Status darurat tersebut memberikan sanksi kepada aset dan orang-orang tertentu yang terlibat dalam perang Rusia di Ukraina.
Tindakan-tindakan tersebut, yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Barack Obama saat itu, telah berlaku sejak Maret 2014, ketika Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina.
Tidak jelas sanksi Rusia mana yang akan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh pemerintahan Trump untuk dicabut.
Trump dapat mengeluarkan perintah eksekutif yang akan memungkinkan pemerintahan untuk memulai proses pelonggaran beberapa sanksi Rusia, tetapi dia juga perlu meminta persetujuan Kongres untuk mencabut tindakan-tindakan terhadap entitas-entitas tertentu, kata John Smith, mitra di firma hukum Morrison Foerster dan mantan kepala Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS.
Sejak invasinya ke Ukraina pada tahun 2022, Rusia telah mampu membangun ekonomi masa perang dengan peningkatan belanja militer dan produksi industri. Namun para pakar mengatakan ekonomi negara itu rentan dan sangat membutuhkan keringanan sanksi Barat.
Rusia mengatakan terbuka untuk kerja sama ekonomi. Kremlin mengatakan minggu lalu bahwa Rusia memiliki banyak deposit logam tanah langka dan terbuka untuk melakukan kesepakatan untuk mengembangkannya setelah Putin mengulurkan kemungkinan kerja sama tersebut dengan AS.
Setiap kesepakatan ekonomi formal dengan Moskow kemungkinan mengharuskan AS untuk meringankan sanksi.
Trump telah mengupayakan kesepakatan mineral dengan Ukraina- rumah bagi banyak deposit litium dan mineral tanah langka-sebagai imbalan atas bantuan AS senilai miliaran dolar.
Namun, tidak ada kesepakatan yang ditandatangani setelah pertengkaran verbal yang menegangkan di Oval Office antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Jumat.